BukuPerancangan Pabrik untuk Industri Pangan di Tokopedia ∙ Promo Pengguna Baru ∙ Cicilan 0% ∙ Kurir Instan. Jakarta- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menjalin kerja sama dengan perusahaan Jepang untuk mengembangkan produk bubur kertas dan pulp dari limbah Gandeng Perusahaan Jepang, Kemenperin Olah Limbah Sawit Jadi Bahas Bahan Baku Kertas - Nasionalisme.co Sementaraitu, hilirisasi bahan mentah yang lain juga terus dilakukan secara besar-besaran. Batu bara diolah menjadi methanol dan gas. Beberapa kilang pun dibangun untuk mengolah minyak mentah menjadi minyak jadi, sekaligus menjadi penggerak industri petrokimia yang memasok industri hilir bernilai tambah tinggi. Rencanapendirian pabrik baterai kendaraan listrik ini, kata Arifin, dilatari dengan potensi tambang nikel yang cukup besar sebagai bahan baku baterai. Keempat BUMN, yakni Inalum (MIND ID), PT Pertamina, PT PLN, dan PT Aneka Tambang ini akan bertugas mendorong pengembangan industri baterai untuk memenuhi kebutuhan kendaraan listrik. BukuOriginal Perancangan Pabrik untuk Industri Pangan di Tokopedia ∙ Promo Pengguna Baru ∙ Cicilan 0% ∙ Kurir Instan. Vay Tiền Nhanh Ggads. Abstrak Industri tekstil memiliki peranan yang sangat penting di dunia ini karena produk yang dihasilkannya merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Industri tekstil dan pakaian merupakan industri yang luas dan beragam yang mencakup berbagai aktivitas, mulai dari transformasi bahan baku menjadi serat, benang dan kain hingga produksi berbagai jenis barang seperti tekstil sintesis berteknologi tinggi, benang wol, sprei, saringan untuk industri, geotekstil, serta pakaian jadi. Namun, dari setiap proses yang berlangsung dalam industri tekstil ini menghasilkan limbah yang dapat membahayakan lingkungan sekitar. Oleh karena itu, pengolahan dari limbah tekstil ini wajib dilakukan untuk menjaga kelestarian lingkungan sekitar. Pada makalah ini akan dijelaskan kontribusi teknologi membran untuk pengolahan limbah tekstil dan pengolahan kembali bahan baku yang tersisa hasil proses industri tekstil. Pengolahan kembali limbah tekstil ini dapat dilakukan dengan proses teknik membran seperti ultrafiltrasi dan nanofiltrasi. Kelebihan dan kekurangan dari setiap proses berbasis membran tersebut juga telah dijelaskan dengan baik pada jurnal ini. Berbagai macam ilustrasi transportasi membran untuk proses pengolahan limbah tekstil ini juga terdapat pada makalah ini. Selain itu, kebutuhan ekonomi untuk proses pengolahan limbah dengan teknologi membran ini juga sudah dibahas. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Pengolahan Limbah Tekstil dengan Teknologi Membran Kevino Teknik Kimia, ITB, Jalan Ganesa No. 10, Bandung, Indonesia kevinohsn Abstrak Industri tekstil memiliki peranan yang sangat penting di dunia ini karena produk yang dihasilkannya merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Industri tekstil dan pakaian merupakan industri yang luas dan beragam yang mencakup berbagai aktivitas, mulai dari transformasi bahan baku menjadi serat, benang dan kain hingga produksi berbagai jenis barang seperti tekstil sintesis berteknologi tinggi, benang wol, sprei, saringan untuk industri, geotekstil, serta pakaian jadi. Namun, dari setiap proses yang berlangsung dalam industri tekstil ini menghasilkan limbah yang dapat membahayakan lingkungan sekitar. Oleh karena itu, pengolahan dari limbah tekstil ini wajib dilakukan untuk menjaga kelestarian lingkungan sekitar. Pada makalah ini akan dijelaskan kontribusi teknologi membran untuk pengolahan limbah tekstil dan pengolahan kembali bahan baku yang tersisa hasil proses industri tekstil. Pengolahan kembali limbah tekstil ini dapat dilakukan dengan proses teknik membran seperti ultrafiltrasi dan nanofiltrasi. Kelebihan dan kekurangan dari setiap proses berbasis membran tersebut juga telah dijelaskan dengan baik pada jurnal ini. Berbagai macam ilustrasi transportasi membran untuk proses pengolahan limbah tekstil ini juga terdapat pada makalah ini. Selain itu, kebutuhan ekonomi untuk proses pengolahan limbah dengan teknologi membran ini juga sudah dibahas. Kata kunci tekstil, air, limbah, membran, pengolahan limbah 1. Pendahuluan. Pada era sekarang ini dunia menjadi saksi akan revolusi ekonomi sosial dari berbagai macam jenis perindustrian. Namun, kemajuan industri ini tidak seimbang antara proses yang terdapat dalam industri tersebut dengan limbah yang dihasilkan sehingga terjadi pencemaran lingkungan yang sangat berbahaya untuk kelestariannya. Salah satu industri terbesar didunia adalah industri tekstil. Dalam proses yang berlangsung dalam industri tekstil ini banyak digunakan air, pewarna, dan juga bahan-bahan kimia yang digunakan untuk menghasilkan produk tekstil. Oleh karena digunakannya bahan-bahan tersebut makan dari hasil akhir proses ini banyak dihasilkan limbah yang tidak bisa digunakan lebih lanjut. Limbah tekstil ini akan sangat berbahaya bagi lingkungan apabila dibuang begitu saja tanpa diolah terlebih dahulu. Limbah tekstil merupakan limbah yang dihasilkan dalam proses pengkanjian, proses penghilangan kanji, penggelantangan, pemasakan, merserisasi, pewarnaan, pencetakan dan proses penyempurnaan sebuah bahan tekstil. Limbah dan emisi merupakan non product output dari kegiatan industri tekstil. Khusus industri tekstil yang di dalam proses produksinya mempunyai unit Finishing- Pewarnaan dyeing mempunyai potensi sebagai penyebab pencemaran air dengan kandungan amoniak yang tinggi. Air limbah pabrik tekstil rata-rata mengandung pewarna, Chemical oxygen demand, bahan-bahan kimia berbahaya, asam, garam anorganik, dan kandungan amoniak yang tinggi Verma dkk, 2012. Dari berbagai macam bahan yang terkandung dalam limbah tekstil ini, limbah zat pewarna tekstil merupakan limbah yang paling membahayakan dan yang menjadi sumber dari kontaminasi. Apabila limbah ini dibuang secara sembarang dan bercampur dengan air bersih. Hal ini bisa menyebabkan terkontaminasinya air bersih tersebut sehingga mengandung bahan-bahan kimia yang berbahaya serta penurunan kadar oksigen Duarte dkk, 2013; Wang dkk, 2009. Selain itu limbah pabrik tekstil ini juga sangat beracun untuk kehidupan flora dan fauna yang ikut menggunakan air yang sudah terkontaminasi tersebut Wang dkk, 2009. 2 Bahaya terbesar untuk kelestarian lingkungan ditimbulkan oleh jumlah konsumsi air sebagai bahan utama yang sangat banyak digunakan pada industri tekstil, yang mengakibatkan menipisnya persediaan air bersih yang tersedia. Pertumbuhan industri yang semakin signifikan akan menyebabkan penggunaan air besih yang semakin banyak pula sehingga dapat mengurangi persediaan air Parvathi dkk, 2009. Hal ini mendorong para peneliti untuk mengembangkan teknologi untuk mengolah air limbah industri tekstil agar tidak terlalu berbahaya. Tujuan utama dari hal ini adalah untuk merancang dan mengembangkan teknologi untuk pengolahan air limbah industri tekstil yang ramah lingkungan, hemat biaya , dan juga dapat mengurangi berbagai kontaminan yang terdapat dalam limbah tekstil industri, agar limbah tersebut layak untuk dibuang sehingga tidak mencemari lingkungan. Pengolahan limbah ini juga harus diiringi dengan reklamasi air yang digunakan dalam proses industri tekstil, hal ini sangat penting dilakukan untuk pembangunan kedepannya di sector industri dan Negara secara keseluruhan Berbagai teknik untuk pengolahan dan pengobatan untuk mengurangi kontaminan dari air limbah tekstil telah banyak dilakukan, baik dengan cara konvensional maupun sekarang ini banyak dengan menggunakan proses rekayasa dengan menggunakan teknologi. Namun, banyak dari metode yang digunakan ini masih mempunyai banyak kekurangan. Contohnya, proses pengolahan secara biologis seperti system lumpur aktif Lotito dkk, 2011 atau pengolahan limbah tekstil anaerobic dengan proses bioremediasi Turgay dkk, 2011 memiliki kekurangan fleksibilitas. Hal ini disebabkan karena kandungan biologis yang terdapat dalam air limbah yang membuatnya untuk terus beregenerasi dalam limbah sehingga terjadi variasi pH air limbah, suhu, konsentrasi di air limbah tekstil yang terus berubah-ubah. Selain itu, metode pengobatan biologis ini tidak membawa lengkap kontaminan pada zat pewarna. Karena hal ini limbah yang dibuang masih sering terganggu oleh kemampuan dari kontaminan biologis untuk melakukan regenerasi konstituen organik pada pewarna tekstil. Teknologi pengolahan limbah dengan cara adsorpsi masih belum banyak dimanfaatkan karena keterbatasan yang ditimbulkan dari terbatasnya jumlah adsorben untuk pengolahan ini. Adsorben yang digunakan juga tidak bisa untuk diregenerasi kembali sehingga akan mengakibatkan butuhnya biaya yang tinggi untuk adsorben serta biaya pemeliharaan yang tinggi Robinson dkk, 2001. Proses lainnya seperti proses ozonisasi tidak murah secara ekonomis dan juga proses ozonisasi ini memiliki kekurangan karena mempunyai waktu paruh yang singkat Ong dkk, 2014. Adapun bahan kimia yang diganakan dalam proses operasi pengolahan limbah seperti koagulasi dan klorinasi tidak hanya meningkatkan biaya pengolahan, tetapi juga cenderung untuk menghasilkan produk dan residu dalam jumlah yang besar. Hal ini dapat menyebabkan residu yang dihasilkan berkembang menjadi sumber polutan sekunder yang juga dapat mencemari lingkungan Kelemahan-kelemahan dari metode-metode tersebut dapat diatasi dengan proses pengolahan limbah industri tekstil dengan menggunakan membran yang didasarkan pada proses membran mikrofiltrasi, ultrafiltrasi, nanofiltrasi, reverse osmosis yang dapat menguntungkan untuk pengolahan limbah tersebut Dutta, 2007. Meningkatnya regulasi tentang penyediaan,pengelolahan air limbah yang lebih baik, meningkatkan kebutuhan air, desakan pasar untuk pengembangan dan komersialisasi teknologi membran , serta biaya teknologi membran yang terus menurun akibat pengembangan intesif teknologi membran, menjadi factor-faktor yang mendorong penggunaan membran dalam pengolahan air limbah Wenten dkk, 2014. Teknologi membran terkenal sebagai teknologi yang bersih dan ramah lingkungan. Teknologi membran yang relatif sederhana, penyediaan desain modular untuk menangai 3 volume limbah industri skala besar, tidak digunakannya zat aditif merupakan beberapa keuntungan dari pengolahan limbah industri tekstil dengan teknologi membran. Selain itu, tidak ada limbah dengan produk atau polutan sekunder yang dihasilkan. Keuntungan-keuntungan ini yang membuat semakin banyak minat untuk pengolahan limbah industri tekstil dengan teknologi membran. Namun, kelemahan utama dari teknologi membran ini adalah fouling membran Van der Bruggen dkk, 2008. Adapun pencegahan fouling membran dan pengurangan biaya penggantian membran dapat dilakukan dengan cara pembersihan membran yang dilakukan secara teratur dan pemilihan teknik filtrasi yang sesuai dengan karakteristik aliran limbah tekstil. Pengolahan limbah dengan membran juga telah dibuktikan membutuhkan biaya yang relative hemat daripada proses lainnya. Membran saat ini dipandang sebagai teknologi yang maju dan pilihan ekonomis yang menguntungkan untuk perawatan limbah industri tekstil. Pada tulisan ini akan dibahas mengenai keberhasilan dari beberapa proses penyaringan membran dalam pengolahan limbah industri tekstil untuk mengurangi kontamin yang terdapat dalam limbah. Disini juga akan dibahas proses-proses berbasis membran yang digunakan untuk pengolahan limbah serta solusi untuk masalah yang terdapat pada teknologi membran untuk pengolahan limbah industri tekstil 2. Karakteristik air limbah industri tekstil Teknik pengolahan yang digunakan pada berbagai pabrik tekstil secara umum dibagi menjadi dua yaitu pengolahan basah dan pengolahan kering Verma dkk, 2012. Sesuai dengan sifat-sifat limbah yang dihasilkan, limbah yang dihasilkan dari pabrik tekstil pada pengolahan basah sangat bervariasi dalam komposisi dan kandungan bahan kimia beracun. Hal ini tergantung dari bahan baku utama untuk membuat produk tekstil tersebut. Pada tahap pengolahan ini, mesin-mesin dan peralatan yang digunakan, air yang digunakan untuk proses pengolahan seluruhnya dipantau untuk penggunaan airnya. Sedangkan, pada proses pengolahan kering, limbah yang dihasilkan merupakan limbah padat. Industri tekstil merupakan industri yang menggunakan air sebagai bahan utamanya. Air banyak digunakan untuk membersihkan bahan baku dan untuk proses yang membutuhkan pembilasan seperti pemutihan, pencelupan, pencucian, netralisasi, desizing, dan mercerizing merupakan proses dalam pembuatan tekstil yang banyak menggunakan air. Namun seperti yang telah disebutkan sebelumnya, konsumsi air bervariasi tergantung dengan masing-masing proses. Misalnya proses operasi tertentu seperti pencelupan dan mencuci memerlukan air yang leibh banyak dibanding proses yang lainnya. Hal lainnya yang mempengaruhi penggunaan air adalah pemilihan bahan baku. Bahan baku seperti wol akan mengkonsumsi air lebih banyak dari serat sintetis agar bisa diproses lebih lanjut. Selain itu, peralatan yang berbeda-beda juga memiliki kebutuhan air sesuai dengan kebutuhan alat tersebut. Misalnya, hank machines dan dyeing machines adalah peralatan dengan penggunaan air terbesar, dengan konsumsi air mulai dari 0,02-0,03 m3 / kg Volmajer Valh dkk, 2011. Oleh karena itu, komposisi dan karakteristik dari limbah tekstil yang dibuang sangat bervariasi karena dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Faktor ini meliputi jenis dan dosis bahan baku yang digunakan, komposisi serta dalam efek ekotoksikologi darilimbah tekstil dibuang dari sumber bervariasi dapat dikaitkan dengan sejumlah faktor. Parameter ini meliputi jenis dan dosis yang diatur oleh para ahli di setiap pabrik sehingga didapatkan kualitas akhir produk tekstil sesuai yang diinginkan oleh industri tekstil tersebut. Limbah air pada industri tekstil Limbah air dari industri tekstil berasal dari air yang digunakan untuk proses pembuatan tekstil, air pembersih, air pendingin, dan stormwater Verma dkk, 2012. 4 Limbah air dari industri tekstil ini banyak dihasilkan juga dari tahap-tahap proses pengolahan tekstil. Komposisi dan karakteristik dari limbah air sangat bervariasi yang di sebabkan oleh sejumlah faktor. Sifat fisik dan kimia dari pewarna yang digunakan dapat mempengaruhi hasil limbah air. Hal lain yang bisa mepengaruhi limbah yaitu seperti generator dalam proses pembuatan tekstil. Misalnya, generator yang bervolume besar dapat mencakup proses pencucian dari persiapan dan pewarnaan. Limbah yang dihasilkan dari generator ini akan mengandung banyak residu pewarna, garam, asam, dan zat aditif berbahya lainnya yang terkandung dalam limbah. Tahapan-tahapan proses ini juga dapat mengakibatkan meningkatknya kerusakan untuk biochemical oxygen demand BOD, chemical oxygen demand COD, total dissolved solids TDS and total suspended solids TSS. Selain itu sisa bahan kimia yang terdapat pada tempat pembuangan seperti pelumas, reside insektisida, pectin, lilin, disinfektan, deterjen merupakan sumber utama dari kandungan berbahaya pada limbah air yang dihasilkan. Pada umumnya proses desizing menyumbang sekitar 50% dari seluruh air limbah tekstil yang dihasilkan Babu dkk, 2007; Volmajer Valh dkk, 2011. 3. Pengolahan limbah tekstil Pemilihan teknologi membran yang baik untuk pengolahan limbah bergantung pada bahan dari membran yang digunakan. Bahan membran ini memiliki sifat-sifat khusus baik dari sifat fisik, kimia, ketahanan terhadap panas, mekanik, dan juga kerentanan membran untuk fouling. Hal lain yang juga penting untuk diperhatikan yaitu ukuran pori membran yang menentukan zat yang bisa melewati membran tersebut dan kemampuannya untuk tidak tersumbat merupakan hal yang perlu diperhatikan. Pemilihan membran ini juga bergantung pada aliran umpan limbah dan bahan kimia lainnya yang berkontak langsung dengan membran. Gambar 1. Skema pengolahan bahan dasar tekstil Sumber 5 Oleh karena itu, pengolahan konsentrat harus diperhatikan dalam hal biaya, energy, efesiensi, dan keramah lingkungan sebelum residu dari membran dibuang ke lingkungan Chelme-Ayala dkk, 2009. Misalnya, pembuangan langsung konsentrat dari hasil pengolahan proses membran nanofiltrasi dan reverse osmosis akan menghasilkan residu yang tidak ramah lingkungan, karena terdiri dari unsur organtik seperti pewarna dan aditif , komponen garam. Penggunaan kembali aliran limbah yang sangat bewarna ini juga tidak mungkin. Kasus degradasi anaerobik digunakan dalam hubungan dengan membran proses berdasarkan bisa menjadi pilihan yang layak. Mengingat kurangya fleksibilitas dari dari teknik-teknik pengolahan limbah biologi, membran distilasi MD dari nanofiltrasi dan reverse osmosis konsentrat diikuti oleh pembakaran MD dipandang sebagai skenario yang paling menjanjikan, karena terkait keuntungan / biaya yang cukup tinggi. Aplikasi membran untuk menggantikan klarifier sekunder dalam system lumpur aktif konvensional menghasilkan system pengolahan limbah yang mememrlukan area pengolahan yang lebih sempit dengan kualitas keluaran yang sangat baik Wenten dkk, 2014 MD distilat ini digunakan kembali dalam proses finishing, sedangkan penambahan nilai dari pemulihan energi yang berasal dari proses pembakaran selanjutnya bergantung pada berbagai tahap pengolahan limbah tekstil berikutnya. Mikrofiltrasi Mikrofiltrasi memiliki keterbatasan untuk aplikasinya dalam pengolahan limbah air tekstil karena prosesnya memiliki kemiripan dengan proses filtrasi konvensional. Membran mikrofiltrasi biasanya memiliki ukuran pori disekitaran 0,1-10 µm Dutta, 2007. Pemisahan dengan mikrofiltrasi dilakukan pada beda tekan rendah sekitar 2 bar. Mikrofiltrasi terutama digunakan untuk penghapusan partikel suspensi dan pewarna membran mikrofiltrasi mengizinkan bahan kimia tambahan yang tidak dikonsumsi, terlarut polutan organik dan kontaminan terlarut lainnya untuk lolos dari permeat Juang dkk, 2013. Oleh karena itu, mikrofiltrasi jarang digunakan sendiri dalam teknik pengobatan untuk remediasi limbah industri yang kompleks. Karena itu, sebagian besar mikrofiltrasi digunakan sebagai langkah pre-treatment dalam sistem hybrid sehingga dapat melengkapi proses penyerta lainnya yang biasanya menargetkan pewarna dan polutan larut lainnya, Mikrofiltrasi banyak digunakan sebagai langkah pre-treatment sebelum masuk ke proses nanofiltrasi dalam pengolahan limbah air tekstil. Perbandingan untuk hasil pengolahan limbah dari cara konvensional seperti koagulasi/flokulasi dibandingkan dengan mikrofiltrasi/nanofiltrasi yang mempunyai faktor reduksi volume yang sama sekitar 8, menghasilkan bahwa permeat dari nanofiltrasi dengan pre-treatment akan terdapat hasil sebanyak 34 L/h m² , perolehan Gambar 2. Skema proses kerja mikrofiltrasi Sumber 6 ini lebih besar dari permeat yang didapatkan pada pengolahan dengan teknik koagulasi/flokulasi yang hasilnya sebanyak 14 L/h m². Tujuan dari dilakukannya semua hal ini adalah untuk menghasilkan metode pengolahan limbah air tekstil yang saling melengkapi satu sama lainnya untuk menghilangkan kandungan kontaminan dari limbah Ellouze dkk, 2012. Ultrafiltrasi Ultrafiltrasi merupakan proses membran yang umumnya digunakan untuk pemisahan makromolekul dan juga koloid dari larutannya. Zat terlarut yang dipertahankan biasanya memiliki berat molekul sekitar beberapa ribu DaltonsDutta, 2007. Proses membran ini banyak berhasil digunakan untuk mengolah kontaminan yang berasal dari limbah industri kimia, makanan, dan biofarmasi Wenten,2015 . Namun, proses ultrafiltrasi mempunyai keterbatasan dalam aplikasinya di industri tekstil, hal ini disebabkan oleh berat molekul dari pewarna yang terdapat pada tekstil jauh lebih rendah dari kemampuan pemisahan berat molecular dari membran ultrafiltrasi. Karena ini, pengurangan zat pewarna dari proses ultrafiltrasi sendiri biasanya tidak lebih dari 90% Ounia dan Dhahbi, 2010. Air yang didapatkan hasil pengolahan limbah dari ultrafiltrasi hanya bisa digunakan untuk proses samping atau proses yang kecil saja pada industri tekstil. Air yang diperoleh hasil pengolahan limbah tidak dapat memenuhi kualifikasi untuk digunakan pada proses utama dari pembuatan tekstil. Ultrafiltrasi digunakan sebagai pre-treatment untuk system yang menginginkan tingkat kemurnian yang tinggi, proses ini dilanjutkan oleh proses nanofiltrasi, reverse osmosis agar air hasil pengolahan limbah yang dihasilkan layak untuk digunakan kembali dengan kualitas yang baik Nanofiltrasi Secara karakteristik, proses membran secara nanofiltrasi terkletak ditempatkan di antara ultrafiltrasi dan reverse osmosis . Nanofiltrasi semakin populer untuk digunakan dalam pengolahan limbah industri tekstil karena manfaatnya yang sangat baik dalam hal pengurangan pencemaran lingkungan, pengurangan, pemulihan, dan penggunaan kembali pewarna tekstil, pengurangan bahan kimia berbahya, pemulihan dan penggunaan kembali air garam Selain itu, kualitas permeat yang dihasilkan dimungkinkan untuk penggunaan kembali air limbah yang digunakan undtuk bahan dalam dalam proses utama seperti pewarnaan dan finishing. Nanofiltrasi beroperasi pada relatif tekanan rendah, yang berkisar 500-1000 kPa; hal ini memungkinkan retensi rendah ion monovalen dan juga memungkinkan hampir 100% penolakan ion multivalent. Penolakan spesies di nanofiltrasi diatur kebanyakan oleh sterik dan kekuatan tolakan. Keuntungan lainnya dari menggunakan proses membran Gambar 3. Skema proses kerja Nanofiltrasi Sumber 7 nanofiltrasi yang termasuk permeabilitas pelarut yang tinggi, retensi zat terlarut bermuatan terlarut seperti molekul organik, dengan berat molekul yang lebih besar dari 150 Da, kemudahan pembersihan kimia dan kemampuan NF membran untuk menahan suhu tinggi, sampai sekitar 70 C, yang mengurangi energi yang dikonsumsi untuk memanaskan air segarSchafer dkk, 2005. Reverse osmosis RO adalah proses yang efektif dalam menghilangkan makromolekul serta ion dari limbah tekstil; limbah yang telah melalui proses pengolahan secara RO biasanya dihasilkan tanpa warna dan memiliki jumlah salinitas rendah. Namun, penggunaan membran polimer padat dan tekanan osmotik tinggi karena adanya konsentrasi garam yang tinggi sangat membatasi fluks permeat, dan pada saat fouling terjadi, hal ini mempengaruhi kinerja membran. Oleh karena itu, di RO, tekanan trans-membran lebih besar dari 2000 kPa diperlukan untuk mempertahankan proses pengolahan yang baik, sehingga kebutuhan ini akan mengakibatnya naiknya biaya ekonomi untuk proses ini Schafer dkk, 2009. Penilaian komparatif telah dilakukan untuk membandingkan efektivitas dari nanofiltrasi dan reverse osmosis dalam mengolah limbah tekstil bedasarkan evaluasi kualitas permeat yang diperoleh setiap proses, pengurangan COD dan BOD, dan konten salinasi. Tes ini dilakukan dengan menggunakan menggunakan BW30 reverse osmosis dan NF90 nanofiltrasi dengan berbagai rasio konsentrasi dan dalam kondisi hidrodinamik yang berbeda. Proses yang diperlakukan dalam kedua kasus, memenuhi kriteria reklamasi dan didapatkan air yang berkualitas baik untuk digunakan kembali yang dihasilkan masing-masing membran. Air daur ulang tersebut bisa digunakan kembali untuk proses tekstil seperti mencuci dan pewarnaan, sehingga menghemat air bersih dan juga energi yang digunakan Liu dkk, 2011. Percobaan lebih lanjut untuk membandingkan kinerja antara nanofiltrasi dan reverse osmosis yaitu dengan melakukan studi banding berdasarkan efisiensi penolakan NF dan RO modul. Didalamnya efektivitas spiral NF dan RO modul, yang merupakan pilot plant, dievaluasi dalam simulasi mengobati campuran limbah terkontaminasi dalam hal warna dan pengurangan garam Na2SO4 pada berbagai konsentrasi umpan dan tekanan umpan dengan menggunakan metil orange MO sebagai model senyawa pewarna Penolakan metil oranye diperoleh melalui RO 99,99% sedikit lebih tinggi daripada penolakan dibawa oleh NF 99%, sedangkan penurunan dalam fluks permeat mungkin bisa dikaitkan dengan polarisasi konsentrasi dan fouling membran. Selain itu, untuk kedua NF dan RO percobaan, tingkat penghapusan TDS, retensi natrium dan konduktivitas keseluruhan relatif sama dengan pewarna metil oranye Nataraj dkk, 2009. Elektrodialisis Elektrodialisis juga cukup banyak digunakan dalam industri tekstil untuk pengur. Jangan kontaminan dari limbah air tekstil. Elektrodialisis mempunyai ciri khas spesial dalam kemampuannya untuk mengolah limbah air tekstil. Proses ini sangat baik daya gunanya untuk menghilangkan kandungan klorida dari limbah tekstil. Karena dalam industri tekstil banyak digunakan natrium klorida yang dominan, sehingga proses ini bagus untuk diterapkan. Selain itu, elektrodialisis dengan membran bipolar baru-baru ini telah menarik minat banyak pabrik karena efesiensi energi yang tinggi dan biaya yang lebih rendah dibandingkan dengan proses membran reverse osmosis. Elektrodialisis ED juga dapat juga digunakan untuk mengurangi beban volume pada evaporator melalui konsentrasi yang dari limbah yang diperoleh dari proses reverse osmosis. Keefektifan proses membran elektrodialisis dalam mencapai konsentrasi yang diinginkan dari limbah reverse osmosis dapat mencapai 6 kali jumlah 8 garam yang dihasilkan oleh proses reverse osmosis Praneeth dkk, 2014. Pengolahan Air EDI atau continou selectrodeionization CEDI merupakan teknologi yang mulai berkembang pada akhir tahun 1950an dengan tujuan untuk meminimalisasi fenomena konsentrasi polarisasi yang ada pada system elektrodialisis .Ketika kompartemen dilute dikemas dengan material penukarion, kompartemen tersebut bertindak sebagai konduktor karena adanya gugus fungsi,yang berperan sebagai jembatan diantara membran penukar ion.Wenten,2015 Proses Integrasi Para peneliti mengklaim proses membran campuran akan sangat menguntungkan untuk pengolahan limbah kompleks seperti limbah tekstil, yang merupakan limbah sangat merugikan karena limbah tersebut sangat beranekaragam, dan adanya konstituen yang kompleks dan sulit diolah, seperti pewarna, garam dan bahan kimia tambahan Koltuniewicz dan Drioli, 2008. Penggunaan volume material bahan yang besar dan energi yang tinggi pada industri tekstil membuat munculnya teknologi pengolahan limbah tekstil berbasi membran campuran hybrid. Hal ini dilakukan untuk memastikan hasilnya akan ramah lingkungan, mengurangi pengeluaran energi, dan juga mengurangi kontaminan yang terkandung. Selektivitas dan efektivitas proses hibrid ini dapat cocok ditingkatkan dengan permutasi dan kombinasi dari teknik pengolahan yang saling melengkapi satu sama lainnya. Banyak percobaan yang telah dilakukan untuk merancang proses membran hybrid untuk pengolahan limbah, hal ini dilakukan dengan kombinasi dari proses pengolahan berbasis membran yang berbeda-beda. Contohnya, studi banding dilakukan antara NF langsung dan campuran proses UF dengan NF dilakukan untuk pengolahan limbah air tekstil Fersi dan Dhahbi, 2008. Hasil percobaan ini menunjukan keuntungan yang lebih dari proses integrasi UF dengan NF dibanding hanya NF saja. Retensi zat pewarna dari proses hibrid ini dapat mencapai lebih dari 95%, retensi garam terlarut dapat mencapai 80%, serta retensi ion bivalen dapat mencapai lebih dari 95% . Selain itu studi juga dilakukan untuk menggunakan UF sebagai proses pre-treatment yang kemuudian dilakukan nanofiltrasi dan reverse osmosis. Pada proses ini menghasilkan bahwa dengan proses hibrid ini akan menguntungkan karena terjadi penurunan fouling yang banyak pada membran nanofiltrasi. Intinya, proses integrasi ini dapat saling melengkapi antara kelebihan satu sama lain dari proses berbasis membran sehingga pengolahan limbah industri tekstil dapat berlangsung lebih baik Arnal dkk, 2008 Gambar 4. Unit RO dengan pre-treatment ekstensif Sumber Wenten dkk, 2014 9 4. Transportasi zat pada membran Proses pengolahan berbasis membran tidak lengkap tanpa diperhatikannya mekanisme yang mengatur transportasi zat terlarut melintasi membran dan permodelan komprehensif dari teknik berbasis membran. Simulasi dari berbagai kinerja proses berbasis membran merupakan hal yang sangat diperlukan untuk pemantauan zat yang melintasi membran Foley, 2013. Pada proses membran berbasis gaya dorong tekanan, masing-masing proses dapat dikelompokan bedasarkan ukuran pori, dimana ukuran pori MF>UF>NF>RO Wenten dkk, 2014. Perumusan yang akurat untuk model membran apapun untuk teknik pemisahan harus memperhatikan tiga masalah dasar untuk transportasi zat terlarut yang terdiri dari transfer pelarut dan zat terlarut yang menyertainya 1 dalam konsentrasi pada lapisan batas fase, 2 melalui pori membran, 3 dan yang terdapat di dalam pori-pori membran Banerjee dan De, 2010a; Dutta, 2007. Model perumusan yang menunjukkan mekanisme pengikatan pewarna ke polimer dinyatakan sebagai di mana Ka melambangkan disosiasi konstan untuk konversi dari bentuk terprotonasi dari monomer LH ke bentuk non-terprotonasi nya L dan K1 menunjukkan konstanta pembentukann kompleks untuk reaksi antara L dan molekul dye independen D yang menghasilka monomeredye kompleks LD. Pengaruh co-ion yang hadir pada retensi pewarna juga dihitung modelnya. Nilai-nilai dari berbagai parameter kinetik dihitung sesuai dengan data eksperimen yang dilakukan. Permodelan untuk hambatan dari model telah banyak digunakan untuk mengevaluasi penurunan fluks yang terjadi pada saat proses berbasis membran berlangsung. Hambatan ini akan berbeda-beda untuk setiap proses membran Fersi dkk, 2009. Model yang digunakan adalah dinyatakan sebagai di mana resistensi, Rm, yang bedasarkan bahan membran, ketahanan,Rcp, karena polarisasi konsentrasi, dan fouling membran,Rf adalah resistensi filtrasi yang mempengaruhi resistansi total filtrasi Rtot. Hambatan fouling, Rf dilihat sebagai penjumlahan dari hambatan reversibel RRF fouling dan hambatan ireversibel fouling Rif. 5. Evaluasi secara ekonomi untuk pengolahan limbah tekstil dengan proses berbasis membran Dalam dunia industri, salah satu hal yang sangat penting untuk diperhatikan adalah dari segi ekonomi proses yang dipilih. Oleh karena itu, sejumlah evaluasi dilakukan oleh berbagai ilmuwan untuk memastikan kelayakan ekonomi teknik berbasis membran untuk berkembang dalam idustri tekstilHe dkk, 2011; Ranganathan dkk, 2007; Van der Bruggen dkk, 2004.Sebuah evaluasi techno-economical dari ultrafiltrasi dan reverse osmosis untuk unit pengolahan air limbah berdasarkan skala pilot dilakukan oleh Ciardelli dkk, 2000 menggunakan limbah sekunder dari pewaranaan dan finishing ; limbah pada awalnya diolah dengan cara oksidasi lumpur aktif. Evaluasi ekonomi untuk ultrafiltrasi sebagai pre-treatment aliran limbah tekstil T juga dilakukan oleh Simonic 2009. Vergili dkk, 2012 menganalisis efektivitas dalam aspek tekno-ekonomi pengolahan air limbah tekstil melalui proses membran terintegrasi. Proses-proses ini terdiri dari gabungan proses ultrafiltrasi UF, nanofiltrasi longgar NF1, nanofiltrasi ketat NF2 dan reverse osmosis RO. Dilakukan analisis biaya untuk empat kombinasi yang berbeda, yaitu, UF / NF2 S I, NF1 / NF2 S II, NF1 / RO S III dan UF / NF2 / RO S IV dimana setiap skenario berikutnya dilanjutkan dengan proses distilasi membran MD . Parameter yang dievaluasi termasuk biaya modal dan operasional, pendapatan, 10 rasio keuntungan / biaya K/B. Kombinasi ketiga dan keempat merupakan kombinasi yang tidak efektif, karena pada hasil limbah setelah pengolahan masih terdapat abu dan NaCl yang harus didaur kembali. Biaya perawatan unit untuk skenario S I, S II, S III dan S IV adalah sebesar 1,37, 1,38, 2,16 dan 2,01 $ / m3 secara berturut-turut dan waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan kembali modal adalah dan tahun. Selain itu, rasio K / B 3,58 dan 3,55 untuk skenario S I dan S II masing-masing. Maka dari hasil ini, disarankan proses pengolahan limbah yang baik adalah dengan kombinasi S I dan S II dari sudut pandang teknologi dan ekonomi. Dengan demikian, penerapan pengolahan limbah tekstil dengan menggunakan proses berbasis membran banyak membawa keberhasilan untuk industri-industri tekstil dengan unsur keberlanjutan dari proses dan juga menguntungkan baik secara ekonomi maupun untuk kelestarian lingkungan lebih terjaga karena limbah yang dibuang sudah jauh lebih bersih Van der Bruggen dkk, 2004. 6. Kesimpulan Pengolahan limbah tekstil yang dilakukan dengan menggunakan proses berbasis membran sekarang ini sudah banyak digunakan. Proses berbasis membran ini bermacam-macam seperti mikrofiltrasi, nanofiltrasi, ultrafiltrasi, reverse osmosis, elektrodialisis, dan proses hibrid. Pemilihan proses membran tersebut didasarkan pada limbah industri tekstil yang akan diolah, hasil dari pengolahan limbah dengan proses membran tersebut juga akan sangat bervariasi. Misalnya, kualitas air hasil pengolahan limbah dengan mikrofiltrasi atau ultrafiltrasi biasanya tidak memenuhi kriteria untuk digunakan kembali dalam proses pembuatan tekstil. Namun, pengolahan dengan proses nanofiltrasi atau reverse osmosis akan menghasilkan air hasil pengolahan limbah yang dapat digunakan kembali untuk proses primer pembuatan tekstil. Proses hibrid yang merupakan proses gabungan dari beberapa proses membran juga banyak diterapkan karena dapat melengkapi kekurangan satu sama lain dari proses membran agar dihasilkan pengolahan limbah tekstil yang baik dan ramah lingkungan. Selain itu, persamaan yang ditemui saat dilakukan pemodelan pengolahan limbah berbasis membran, dapat diselesaikan dengan menggunakan aplikasi seperti MATLAB. Teknologi membran sekarang ini dianggap sebagai terobosan revolusioner dalam bidang teknologi, dan sangat menjanjikan untuk masa depan. 11 Daftar Pustaka REFERENCES Babu, Parande, Raghu, S., Kumar, 2007. Cotton textile processing waste generation and effluent technology. J. Cotton Sci. 11, 141-153. Chelme-Ayala, P., Smith, El-Din, 2009. Membran concentrate management options a comprehensive critical review. Can. J. Civil Eng. 36, 1107-1119. Ciardelli, G., Corsi, L., Marcucci, M., 2000. Membran separation for wastewater reuse in the textile industry. Resour. Conserv. Recyc. 31, 189-197. Duarte, F., Morais, V., Maldonado-H_odar, Madeira, 2013. Treatment of textile effluents by the heterogeneous Fenton process in a continuous packed-bed reactor using Fe/activated carbon as catalyst. Chem. Eng. J. 232, 34-41. Dutta, 2007. Principles of Mass Transfer and Separation Processes. PHI Learning Pvt. Ltd., New Delhi. Fersi, C., Dhahbi, M., 2008. Treatment of textile plant effluent by ultrafiltration and/ or nanofiltration for water reuse. Desalination 222, 263-271. Fersi, C., Gzara, L., Dhahbi, M., 2009. Flux decline study for textile wastewater treatment by membran processes. Desalination 244, 321-332. He, Y., Li, G., Jiang, Z., Wang, H., Zhao, J., Su, H., Huang, Q., 2011. Diafiltration and concentration of Reactive Brilliant Blue KN-R solution by two-stage ultrafiltration process at pilot scale technical and economic feasibility. Desalination 279, 235-242. Juang, Y., Nurhayati, E., Huang, C., Pan, Huang, S., 2013. A hybrid electrochemical advanced oxidation/microfiltration system using BDD/Ti anode for acid yellow 36 dye wastewater treatment. Sep. Purif. Technol. 120, 289-295. Koltuniewicz, Drioli, E., 2008. Membrans in Clean Technologies 2 Volume Set Theory and Practice. Wiley-VCH Verlag GmbH & Weinheim. Liu, M., Lü, Z., Chen, Z., Yu, S., Gao, C., 2011. Comparison of reverse osmosis and nanofiltration membrans in the treatment of biologically treated textile effluent for water reuse. Desalination 281, 372-378. Lotito, Fratino, U., Mancini, A., Bergna, G., Di Iaconi, C., 2012b. Effective aerobic granular sludge treatment of a real dyeing textile wastewater. Int. Biodeterior. Biodegrad. 69, 62-68. Nataraj, Hosamani, Aminabhavi, 2009. Nanofiltration and reverse osmosis thin film composite membran module for the removal of dye and salts from the simulated mixtures. Desalination 249, 12-17. Ong, Li, Sun, Zhao, Liang, Chung, 2014. Nanofiltration hollow fiber membrans for textile wastewater treatment lab-scale and pilotscale studies. Chem. Eng. Sci. 114, 51-57. Parvathi, C., Maruthavanan, T., Prakash, C., November 2009. Environmental impacts of textile industries. Indian Text. J. Magaz. 22-26. IPF online limited. Praneeth, K., Manjunath, D., Bhargava, Tardio, J., Sridhar, S., 2014. Economical treatment of reverse osmosis reject of textile industry effluent Robinson, T., McMullan, G., Marchant, R., Nigam, P., 2001. Remediation of dyes in textile effluent a critical review on current treatment technologies with a proposed alternative. Bioresour. Technol. 77, 247-255. Schafer, Fane, Waite, Eds., 2005. Nanofiltration Principles and Applications, first ed. Elsevier, UK. Skema Pengolahan Bahan Dasar Tekstil, Available diakses 04-10-2016. 12 Skema Proses Kerja Mikrofiltrasi, Available diakses 04-10-2016. Skema Proses Kerja Nanofiltrasi, Available diakses 04-10-2016. Türgay, O., Ers€oz, G., Atalay, S., Forss, J., Welander, U., 2011. The treatment of azo dyes found in textile industry wastewater by anaerobic biological method and chemical oxidation. Sep. Purif. Technol. 79, 26-33. Van der Bruggen, B., M€antt€ari, M., Nystr€om, M., 2008. Drawbacks of applying nanofiltration and how to avoid them a review. Sep. Purif. Technol. 63, 251-263. Verma, Dash, Bhunia, P., 2012. A review on chemical coagulation/flocculation technologies for removal of colour from textile wastewaters. J. Environ. Manage. 93, 154-168. Volmajer Valh, J., Majcen Le Marechal, A., Vajnhandl, S., Jeri_c, T., _Simon, E., 2011. in the Textile Industry, Reference Module in Earth Systems and Environmental Sciences, Treatise on Water Science. Elsevier, pp. 685-706. Wenten, “Industri Membran dan Teknik Kimia Institut Teknologi Bandung, 2015. Wenten, “Teknologi Membran Prospek dan Teknik Kimia Institut Teknologi Bandung, 2015. Wenten, Aryanti, Hakim, “Teknologi Membran Dalam pengolahan Teknik Kimia Institut Teknologi Bandung, 2014. Wenten, Aryanti, Khoiruddin; “Teknologi Membran dalam Pengolahan Teknik Kimia Institut Teknologi Bandung, 2014. Wenten, Hakim, Aryanti, “Bioreaktor Membran untuk Pengolahan Limbah Teknik Kimia Institut Teknologi Bandung, 2014. Wang, Q., Luan, Z., Wei, N., Li, J., Liu, C., 2009. The color removal of dye wastewater by magnesium chloride/red mud MRM from aqueous solution. J. Hazard. Mater. 170, 690-698. Petra Yohana SitanggangIndonesia merupakan negara yang kaya akan budaya dan keanekaragaman seni kerajinannya. Salah satu kerajinan yang terkenal di Indonesia adalah batik dan tekstil. Batik dan Industri tekstil di Indonesia merupakan industri yang tergolong sangat besar dan menguntungkan. Industri ini juga dilindungi dan dipacu oleh pemerintah pertumbuhannya. Batik ditetapkan UNESCO pada tahun 2009 sebagai warisan kemanusiaan dalam budaya lisan dan non bendawi Masterpiece of the oral stage of oral and intangible heritage of humanity. Kekurangan terbesar dari industri tekstil di Indonesia adalah pengolahan proses dan pengolahan limbah yang sangat buruk. Pencemaran sungai akibat limbah tekstil merupakan hal yang sedang terjadi pada kota penghasil tekstil seperti Pekalongan. Kontaminan limbah tekstil terbesar pada dasarnya berasal dari pewarna. Pewarna sangat stabil secara kimia, sehingga sulit untuk cepat terdegradasi secara biodegradasi maupun degradasi ultraviolet. Ada beberapa cara yang dapat diterapkan dalam pengolahan limbah, antara lain secara tradisional seperti adsorpsi, sistem lumpur aktif, bioremediasi dan cara yang lebih praktis seperti menggunakan membran. Penggunaan membran akan menguntungkan dari segi air yang dihasilkan berkondisi baik dan bahkan dapat digunakan ulang dalam proses, namun memiliki beberapa kelemahan seperti rentan terhadap NF and reverse osmosis RO thin film composite polyamide membrane modules were used to remove the color from the contaminated solution mixture. The feasibility of membrane processes for treating simulated mixture by varying the feed pressures 100–400psi and feed concentrations was studied to assess the separation performance of both NF and RO membranes. It was found that the efficiency of NF and RO membranes used in the treatment of colored water effluents was greatly affected by the presence of salts and dyes in the mixture. Color removal by NF with a high rejection of and total dissolved solids TDS of was achieved from RO by retaining significant flux rate compared to pure water flux, which suggested that membranes were not affected by fouling during the simulated wastewater process operation. The effect of varying concentrations of Na2SO4 salt and methyl orange MO dye on the performance of spiral wound membranes was determined. Increasing the dye concentration from 500 to 1000mg/L resulted in a decrease of salt rejection at all operating pressures and for both concentrations of 5000 and 10,000mg/L as the feed TDS. Increasing the salt concentration from 5000 to 10,000mg/L resulted in a slight decrease in dye study aimed to evaluate and compare the effectiveness of reverse osmosis RO and nanofiltration NF membranes in the treatment of biologically treated textile effluent in terms of COD removal, salinity reduction as well as permeate flux. Cross-flow filtration tests of the textile effluent were conducted under various hydrodynamic conditions employing BW30 reverse osmosis and NF90 nanofiltration flat-sheet membranes. The experimental results showed that, under the same operating pressure, the nanofiltration membrane NF90 exhibited higher water permeability and more severe flux decline than membrane BW30 because of its higher porosity and more serious concentration polarization and membrane fouling; while under the same initial flux, the reverse osmosis membrane BW30 experienced more serious flux decline than membrane NF90 due to its tendency towards fouling. Both the membranes could reduce COD to a desirable level of less than However, the nanofiltration membrane showed better COD removal efficiency compared to the reverse osmosis membrane, possibly due to its sieving removal mechanism. Additionally, the reverse osmosis membrane BW30 reduced salinity to a greater extent than the nanofiltration membrane NF90. The treated water could be recycled back into the process, thereby offering economical benefits by reducing the water consumption and wastewater treatment paper reports the results obtained using the sequencing batch biofilter granular reactor SBBGR for the treatment of the wastewater from a dyeing and finishing factory. The treatment of such a wastewater is challenging as it usually contains considerable amounts of different recalcitrant, toxic and inhibitory pollutants, which results in low biodegradability and in the need for numerous treatment steps. Different operational conditions were tested in order to assess SBBGR performance as a function of the applied organic and hydraulic load and to verify its suitability for on-site dyeing wastewater treatment at each factory. The reported measurements demonstrate how this innovative biological technology exhibits various promising features for this purpose, as good treatment efficiencies can be achieved even at high organic load values kgCOD m−3 d−1 and with hydraulic retention times lower than one day. Furthermore, the treatment is characterized by a sludge production as low as kg of dry sludge per kg of COD removed. Therefore, SBBGR has proved to be an effective pre-treatment for dyeing textile wastewater before discharge into municipal sewer system, as it produces a suitable effluent using just only one biological step with high hydraulic and organic loadings and low sludge production. - Teknologi telah mengubah dunia dalam banyak hal, dan revolusi industri kedua menjadi periode yang memperkenalkan cukup banyak perubahan. Sejak akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20, kota-kota berpembang pesat, pabrik-pabrik bertebaran, dan kehidupan orang mulai diatur oleh pesat juga terjadi dalam produksi baja, bahan kimia, dan listrik yang membantu produksi bahan bakar, termasuk barang konsumsi dan senjata yang diproduksi secara massal. Masyarakat bisa bepergian dengan lebih mudah menggunakan kereta api, mobil, dan sepeda. Penyebaran informasi dan berita menyebar melalui surat kabar, radio, dan telegraf. Baca juga Mengenal Sejarah Awal Revolusi Industri Sejarah revolusi industri kedua Revolusi Industri kedua disebut terjadi antara tahun 1870 dan 1914, meskipun sejumlah peristiwa khasnya mulai terjadi sejak tahun 1850-an. Dilansir Britannica, industri modern mulai mengeksploitasi banyak sumber daya alam dan sintetis yang jarang dimanfaatkan. Sumber daya tersebut berupa logam ringan, campuran baru, dan produk sintetis seperti plastik, serta sumber energi baru. Semua itu kemudian dikombinasikan dengan perkembangan mesin, peralatan, dan komputer yang memunculkan pabrik otomatis. Baca juga Apa Itu Thrifting yang Disebut Jokowi Bisa Merusak Industri Tekstil di Indonesia? Meskipun beberapa segmen industri hampir sepenuhnya dimekanisasi pada awal hingga pertengahan abad ke-19, operasi otomatis yang berbeda dari jalur perakitan, baru pertama kali mencapai signifikansi besar pada paruh kedua abad ke-20. Dalam periode revolusi industri kedua, kepemilikan alat produksi juga mengalami perubahan. Kepemilikan oligarkis atas alat-alat produksi yang mencirikan revolusi industri pada awal hingga pertengahan abad ke-19 membuka jalan bagi distribusi kepemilikan yang lebih luas. Hal ini dapat terjadi melalui pembelian saham biasa oleh individu dan lembaga. Pada paruh pertama abad ke-20, banyak negara Eropa yang mensosialisasikan sektor dasar ekonomi mereka. Baca juga 5 Penemuan Penting dari Revolusi Industri, Apa Saja? Penemuan revolusi industri kedua GETTY IMAGES/BETTMANN ARCHIVE Ilustrasi Thomas Alva Edison, penemu bola lampu Dikutip dari laman History, berikut adalah beberapa penemuan penting dalam periode revolusi industri kedua1. Rem udara Kereta telah ditemukan sebelum revolusi industri kedua, tetapi sering terjadi kecelakaan karena rem dan proses memperlambat yang tidak praktis. Pada 1872, seorang pengusaha dan insinyur George Westinghouse memperoleh hak paten untuk sistem cerdik yang menggunakan tekanan udara untuk menahan rem kereta api. Baca juga Deretan Kecelakaan Kereta Api Terburuk di India 2. Bola lampu Thomas Alva Edison, mungkin penemu paling terkenal dalam sejarah Amerika, dengan banyak inovasi yang dihasilkan. Tapi mungkin terobosannya yang paling berpengaruh adalah penemuan dan pemasaran bola lampu pijar pertama yang tahan lama dan praktis untuk digunakan secara luas. Baca juga Hari Ini dalam Sejarah Thomas Alva Edison Meninggal Dunia, Penemu Bola Lampu Pijar 3. Penyulingan minyak bumi Pada awal 1900-an, William Burton, seorang ahli kimia di Indiana, mengembangkan proses penyulingan minyak bumi. Di mana minyak mentah ditempatkan di dalam wadah dan dipanaskan hingga mencapai suhu lebih dari 700 derajat Fahrenheit. Pada suhu ini, minyak terurai menjadi produk sampingan yang lebih sederhana dan memiliki banyak manfaat. Baca juga Harga Minyak Mentah Dunia Turun, Mungkinkah Harga BBM Ikut Turun? 4. Keyboard mesin ketik QWERTY Pada tahun 1878, Christopher Latham Sholes, mantan jurnalis dan inspektur bea cukai, muncul dengan ide untuk melengkapi mesin tik dengan keyboard QWERTY. Susunan huruf tersebut dirancang untuk sedikit memperlambat jari juru ketik dan mencegah mesin tik macet. 5. Traktor Sebelum munculnya pertanian mekanis, para petani menggunakan kuda dan keledai untuk membantu mereka mengolah tanah. Pada tahun 1890-an, para petani sudah menggunakan mesin bertenaga uap, namun berbahaya, karena percikan api dari ketel dapat membakar ladang. Seorang penemu John Froelich mengganti peralatan uap dengan mesin bertenaga bensin satu silinder yang lebih aman. Baca juga Barang Hasil Pertanian Juga Kena PPN, Apa Saja? 6. Nirkabel Penemuan telegraf pada 1844 memungkinkan orang untuk berkomunikasi jarak jauh untuk pertama kalinya secara instan. Tetapi mereka masih dibatasi oleh kebutuhan untuk memasang kabel bermil-mil untuk menghubungkan pengirim dan penerima. Namun mulai pertengahan 1890-an, seorang penemu Italia bernama Guglielmo Marconi mengembangkan metode lebih baik, yang mentransmisikan pesan melalui gelombang radio. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. industri garmer adalah industri mengolah bahan1. industri garmer adalah industri mengolah bahan2. Cara menanggulangi pencemaran dari limbahindustri adalah ....a. menutup industri-industri bahan kimiab. mengolah limbah pabrik sebelum dibuangc. membatasi penggunaan zat-zat kimiad. membuang limbah pabrik sedikit demi sedikit​3. mengolah bahan baku industri yang akan digunakan sebagai bahan dasar industri lain merupakan kegiatan dari industri?4. Pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh limbah industri dapat dicegah dengan cara a melarang penggunaan zat-zat kimia B menutup industri industri bahan kimia C membuang limbah pabrik sedikit demi sedikit mengolah limbah pabrik sebelum dibuang ke lingkungan​5. industri mengolah bahan baku menjadi6. 1. Salah satu cara mengatasi pencemaran lingkungan yg diakibatkan oleh limbah pabrik adalaha. Mengolah limbah pabrik sebelum Menutupi industri bahan Membuang limbah pabrik sedikit demi Membatasi penggunaan bahan kimia.​7. Salah satu cara menanggulangi pencemaran yang disebabkan oleh limbah pabrik adalah… . * A. mengurangi dan menutup industri bahan kimia B. membatasi penggunaan bahan kimia C. membuang limbah pabrik sedikit demi sedikit D. mengolah limbah pabrik sebelum dibuang8. salah satu cara mengatasi pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh limbah cair pabrik adalaha. mengolah limbah pabrik sebelum dibuangb. menutup industri bahan kimiac. membuang limbah pabrik sedikit demi sedikitd. membatasi penggunaan bahan kimia​9. dalam mengolah bahan bakunya , pabrik besar menggunakan teknologi 10. industri yang mengolah bahan baku menjadi barang jadi untuk digunakan sehari hari atau menjadi bahan stengah jadi akan digunakan oleh industri lain disebut industri11. 7. Salah satu cara menanggulangi pencemaran yang disebabkan oleh limbah pabrik yaitu...A. mengurangi dan menutup industri bahan kimiaB. membatasi penggunaan bahan kimiaC. membuang limbah pabrik sedikit demi sedikitD. mengolah limbah pabrik sebelum dibuang​12. Industri yg mengolah bahan mentah untuk menghasilkan barang² setengah jadi sehingga dapat di olah kembali adalah jenis industri?13. Salah satu cara mengatasi pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh limbah pabrik adalah a mengolah limbah pabrik sebelum dibuang B menutup industri bahan ini C membuang limbah pabrik sedikit demi sedikit b membatasi penggunaan bahan kimia​14. Salah satu cara menanggulangi pencemaran yang disebabkan oleh limbah pabrik adalah..... A. Mengurangi dan menutup industri bahan kimia B. Membatasi penggunaan bahan kimia C. Membuang limbah pabrik sedikit demi sedikit D. Mengolah limbah pabrik sebelum dibuang15. mengolah bahan baku yang akan digunakan sebagai bahan dasar industri lain merupakan kegiatan dari industri16. Pencemaran lingkungan yangdisebabkan oleh limbah industri dapatdicegah dengan cara....a melarang penggunaan zat-zat kimiab. menutup industri-industri bahankimiae. membuang limbah pabrik sedikitdemi sedikitd. mengolah limbah pabrik sebelumdibuang ke lingkunganmelestarikan​17. salah satu cara mengatasi pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh limbah pabrik adalah?A. MENGOLAH LIMBAH PABRIK SEBELUM DIBUANGB. MENUTUP INDUSTRI BAHAN KIMIAC. MEMBUANG LIMBAH PABRIK SEDIKIT DEMI SEDIKITD. MEMBATASI PENGGUNAAN BAHAN KIMIA​18. Salah satu cara mengatasi pencemaran lingkungan yang di akibatkan oleh limbah pabrik adalah...a. membuang limbah pabrik sedikit demi sedikitb. membatasi penggunaan bahan kimia c. menutup industri bahan kimiad. mengolah limbah pabrik sebelum di buang​19. industri yang mengolah bahan mentah untuk menghasilkan barang-barang setengah jadi sehingga dapat diolah kembali adalah jenis industri...​20. dalam mengolah bahan bakunya pabrik besar menggunakan teknologi​ 1. industri garmer adalah industri mengolah bahan Industri garmen adl industri mengolah bahan tersebut mengolah bahan tekstil 2. Cara menanggulangi pencemaran dari limbahindustri adalah ....a. menutup industri-industri bahan kimiab. mengolah limbah pabrik sebelum dibuangc. membatasi penggunaan zat-zat kimiad. membuang limbah pabrik sedikit demi sedikit​JawabanCara Menanggulangi Pencemaran dari Limbah Industri adalahLimbah Industri = Mengolah Limbah Pabrik Sebelum Cara Menanggulangi Pencemaran dari Limbah Industri adalah Mengolahnya Terlebih Dahulu agar Limbah Tersebut menjadi Bahan Yang Berguna Dan Bahan Yang Bisa Dimanfaatkan. Jika Kita Membuangnya maka Akan Terjadinya Pencemaran Air dan Menjadi TercemarJawaban Yang Menepati adalah B. mengolah limbah pabrik sebelum dibuangSemoga bermanfaatJawabanb. mengolah limbah pabrik sebelum dibuangmengapademikiankarnauntukmenanggulangipencemaran dari limbahindustri kalautidakdiolahdulusebelumdibuangmakalimbahtersebutberbahayapadakehidupansekitarcontohpencemaranair,tanahdll××Semogamembantu 3. mengolah bahan baku industri yang akan digunakan sebagai bahan dasar industri lain merupakan kegiatan dari industri? Kegiatan industri daur ulang 4. Pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh limbah industri dapat dicegah dengan cara a melarang penggunaan zat-zat kimia B menutup industri industri bahan kimia C membuang limbah pabrik sedikit demi sedikit mengolah limbah pabrik sebelum dibuang ke lingkungan​Jawabanmengolah limbah pabrik sebelum dibuang ke lingkungan 5. industri mengolah bahan baku menjadi barang jadi...................Bahan setengah jadi-> bahan jadi 6. 1. Salah satu cara mengatasi pencemaran lingkungan yg diakibatkan oleh limbah pabrik adalaha. Mengolah limbah pabrik sebelum Menutupi industri bahan Membuang limbah pabrik sedikit demi Membatasi penggunaan bahan kimia.​Jawabanjawabanya adalah 7. Salah satu cara menanggulangi pencemaran yang disebabkan oleh limbah pabrik adalah… . * A. mengurangi dan menutup industri bahan kimia B. membatasi penggunaan bahan kimia C. membuang limbah pabrik sedikit demi sedikit D. mengolah limbah pabrik sebelum dibuangJawaband. mengolah limbah pabrik sebelum dibuang 8. salah satu cara mengatasi pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh limbah cair pabrik adalaha. mengolah limbah pabrik sebelum dibuangb. menutup industri bahan kimiac. membuang limbah pabrik sedikit demi sedikitd. membatasi penggunaan bahan kimia​JawabanSalah satu cara untuk mengatasi pencemaran lingkungan akibat limbah cair pabrik adalah Mengolah limbah pabrik sebelum di buang.Opsi APenjelasanLimbah cairBiasanya limbah cair berupa zat kimia seperti air bekas cucian sabun dari industri pengolahan makanan, seperti pabrik sarden, atau makanan kaleng lainnya. limbah cair agar tidak membahayakan lingkungan sebelum di buang harus diolah terlebih dahulu untuk mengurangi atau menetralkan kandungan zat yang berbahay, baru kemudian Materi Lebih Lanjut Pada Materi tentang penggolongan limbah cair 9. dalam mengolah bahan bakunya , pabrik besar menggunakan teknologi modern atau robot,maaf kalo salahmodern contoh mesin-mesin buatan luar negeri, robot & alat canggih lainnnya klo salh maaf klo bnr alhamdulillah 10. industri yang mengolah bahan baku menjadi barang jadi untuk digunakan sehari hari atau menjadi bahan stengah jadi akan digunakan oleh industri lain disebut industri industri manufuktur.. 11. 7. Salah satu cara menanggulangi pencemaran yang disebabkan oleh limbah pabrik yaitu...A. mengurangi dan menutup industri bahan kimiaB. membatasi penggunaan bahan kimiaC. membuang limbah pabrik sedikit demi sedikitD. mengolah limbah pabrik sebelum dibuang​Salahsatucaramenanggulangipencemaranygdisebabkanolehlimbahpabrikyaitu...Jawaban 12. Industri yg mengolah bahan mentah untuk menghasilkan barang² setengah jadi sehingga dapat di olah kembali adalah jenis industri? konpeksi,garmen,tekstil 13. Salah satu cara mengatasi pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh limbah pabrik adalah a mengolah limbah pabrik sebelum dibuang B menutup industri bahan ini C membuang limbah pabrik sedikit demi sedikit b membatasi penggunaan bahan kimia​JawabanAPenjelasanmaaf kalo slhJawabanA,mengelolah limbah pabrik sebelum di buangPenjelasanmengelola limbah pabrik sebelum di buang merupakan salah satu cara mengatasi pencemaran lingkungan yg dia kibark. oleh limbah pabriksemoga bermanfaat 14. Salah satu cara menanggulangi pencemaran yang disebabkan oleh limbah pabrik adalah..... A. Mengurangi dan menutup industri bahan kimia B. Membatasi penggunaan bahan kimia C. Membuang limbah pabrik sedikit demi sedikit D. Mengolah limbah pabrik sebelum dibuangD. Mengolah limbah pabrik sebelum dibuangsemoga membantu 15. mengolah bahan baku yang akan digunakan sebagai bahan dasar industri lain merupakan kegiatan dari industri produksii karena tugasnyaa mengolah bahan baku menjadi bahan jadi 16. Pencemaran lingkungan yangdisebabkan oleh limbah industri dapatdicegah dengan cara....a melarang penggunaan zat-zat kimiab. menutup industri-industri bahankimiae. membuang limbah pabrik sedikitdemi sedikitd. mengolah limbah pabrik sebelumdibuang ke lingkunganmelestarikan​Jawaband. mengolah limbah pabrik sebelum dibuang ke lingkunganPenjelasanSemoga MembantuJawaban limbah pabrik sebelum dibuang Penjelasan 17. salah satu cara mengatasi pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh limbah pabrik adalah?A. MENGOLAH LIMBAH PABRIK SEBELUM DIBUANGB. MENUTUP INDUSTRI BAHAN KIMIAC. MEMBUANG LIMBAH PABRIK SEDIKIT DEMI SEDIKITD. MEMBATASI PENGGUNAAN BAHAN KIMIA​Salah satu cara untuk mengatasi pencemaran lingkungan karena limbah pabrik adalah A. Mengolah limbah pabrik sebelum dibuang. Pengolahan limbah pabrik ini berdasarkan sifatnya dan jenis limbahnya. Pengolahan yang mudah dilakukan seperti pelarutan, penyaringan untuk menyesuaikan dengan parameter keamanan limbah di lingkungan. Pembahasan Limbah merupakan zat sisa dari aktivitas makhluk hidup yang dapat membahayakan atau memurunkan kualitas lingkungan. Limbah terbanyak dapat mempengaruhi kualitas air. Air merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia dalam berbagai aktivitas yang dilakukan. Kualitas air yang baik akan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup makhluk hidup. Air yang bersih dan sehat diperlukan manusia untuk konsumsi sehari - hari. Aktivitas manusia dalam kehidupan sehari - hari dapat mempengaruhi kualitas air sehingga menurun kualitasnya, yang disebut dengan air tercemar. Proses pencemaran air terjadi akibat masuknya zat asing ke dalam air seperti limbah rumah tangga dan limbah industri dalam air yang melebihi ambang batas yang diperbolehkan. Nilai ambang batas yang boleh berada dalam perairan dapat dilihat pada kriteria kualitas kualitas lingkungan meliputi Parameter fisika suhu, kecerahan, kejernihan, kedalamanParameter kimia COD, DO, BOD, pHParameter biologi jenis mikroorganisme dan planktonPelajari lebih lanjut Materi tentang kualitas air bersih tentang parameter kualitas air tentang air jawaban Kelas XMapel KimiaBab Pengenalan Ilmu KimiaKode 18. Salah satu cara mengatasi pencemaran lingkungan yang di akibatkan oleh limbah pabrik adalah...a. membuang limbah pabrik sedikit demi sedikitb. membatasi penggunaan bahan kimia c. menutup industri bahan kimiad. mengolah limbah pabrik sebelum di buang​JawabanB. membatasi penggunaan bahan kimiaPenjelasanThank youBeri jawaban tercedas yaJawaban kalo salahsemoga bermanfaatselamat belajar 19. industri yang mengolah bahan mentah untuk menghasilkan barang-barang setengah jadi sehingga dapat diolah kembali adalah jenis industri...​Penjelasanindustri yang mengolah bahan mentah untuk menghasilkan barang barang setengah jadi sehingga dapat diolah kembali adalah jenis industri sekunder.SemangatBelajar industri yang mengolah bahan mentah untuk menghasilkan barang barang setengah jadi sehingga dapat diolah kembali adalah jenis industri sekundersemoga bermanfaat ✌️ 20. dalam mengolah bahan bakunya pabrik besar menggunakan teknologi​Mesin contohnya mesin penggiling adonan yang terdapat di pabrik makananSemoga membantu pabrik nounfactory, millpabrik gula sugar mill Karena dia memiliki sebuah pabrik yang cukup efisien. expand_more Because he's got an efficient enough factory. Ini tampak seperti pabrik Willy Wonka. It looks like the Willy Wonka factory at this point. Yang pertama adalah siklus pabrik. The first one is the factory cycle. Layanan Konsultasi Hidrogenasi untuk Membantu Meningkatkan Produktivitas Pabrik Anda expand_more Consulting Services for Hydrogenation to Help Improve Your Plant Productivity Consulting Services for Hydrogenation to Help Improve Your Plant Productivity Pabrik harus menyesuaikan diri dengan peraturan lingkungan yang baru dan standar kemurnian yang baru. Plants must adapt to new environmental regulations, to new standards of purity. Dia memasukkan pabrik pengolahan air dan rumah-rumah yang ada disana, [dan menunjukkan] rumah-rumah mana yang memiliki sambungan air. He put on it the water plant, and which houses are there, which houses have been connected to the water. Bagasse hanya ditumpuk di dekat pabrik gula hingga akhirnya mereka membakarnya. expand_more It just sits in a pile near the sugar mill until eventually they burn it. Terima kasih pabrik baja. Thank you steel mill. Semua ini adalah pabrik gula skala kecil. They're small-scale sugar mills. Bagasse hanya ditumpuk di dekat pabrik gula hingga akhirnya mereka membakarnya. It just sits in a pile near the sugar mill until eventually they burn it. Contoh penggunaan Bagasse hanya ditumpuk di dekat pabrik gula hingga akhirnya mereka membakarnya. It just sits in a pile near the sugar mill until eventually they burn it. Pabrik harus menyesuaikan diri dengan peraturan lingkungan yang baru dan standar kemurnian yang baru. Plants must adapt to new environmental regulations, to new standards of purity. Memutuskan untuk menggunakan hasil daur ulang semen dan pabrik baja. Decided to use recycled content from cement and steel manufacturing. Mengembangkan jaringan lokasi pabrik gas specialty dunia dengan kemampuan distribusi ke seluruh dunia Expanding global network of specialty gas manufacturing locations with worldwide distribution capabilities. Ini adalah dua gambaran yang diambil dari pabrik pakaian di propinsi Guandong dan pabrik pakaian di India. These are the two pictures taken of garment factories in Guangdong Province and garment factories in India. Air Products adalah perusahaan yang mengoperasikan pabrik sekaligus pemasok dengan lebih dari 250 pabrik kami sendiri. Air Products is an operating company as well as a supplier, with over 250 of our own process plants. Karena dia memiliki sebuah pabrik yang cukup efisien. Because he's got an efficient enough factory. Ini tampak seperti pabrik Willy Wonka. It looks like the Willy Wonka factory at this point. Ada sisi yang bertempur, dan ada satu sisi yang menjaga sekolah-sekolah dan pabrik-pabrik serta rumah sakit tetap buka. There is a side that fights, and there is a side that keeps the schools and the factories and the hospitals open. Dia memasukkan pabrik pengolahan air dan rumah-rumah yang ada disana, [dan menunjukkan] rumah-rumah mana yang memiliki sambungan air. He put on it the water plant, and which houses are there, which houses have been connected to the water. Gas ini diproduksi dengan berbagai proses pada industri petrokimia atau pembakaran gas alam dalam pabrik cogeneration. It is produced by different processes in the petrochemical industry, or by natural gas combustion in cogeneration plants. Layanan Konsultasi Hidrogenasi untuk Membantu Meningkatkan Produktivitas Pabrik Anda Consulting Services for Hydrogenation to Help Improve Your Plant Productivity Consulting Services for Hydrogenation to Help Improve Your Plant Productivity Layanan kami khusus dirancang untuk memenuhi kebutuhan Anda dan dapat dengan mudah diperoleh, di manapun lokasi pabrik Anda. Our service is individually tailored to your specific needs and is easily accessible, wherever your plant is located. Semua ini adalah pabrik gula skala kecil. They're small-scale sugar mills. Yang pertama adalah siklus pabrik. The first one is the factory cycle. Kekurangan Dissolved Oxygen DO atau oksigen terlarut dapat menyebabkan masalah pada air alam maupun pada pabrik penanganan air limbah. Dissolved Oxygen DO shortage can cause catastrophes in both natural waters and aerobic waste water treatment plants. Disamping itu, Air Products memiliki staf di lokasi untuk mendukung kelancaran dan keandalan operasi seluruh pabrik kami. In addition to the support network, Air Products has on-location staff to support the smooth and reliable operation of all our plants. Karena setiap harinya di pabrik pendauran ulang di seluruh dunia kami mengurus sekitar 1 juta pon benda-benda yang dibuang orang. Because each and every day at our recycling plants around the world we handle about one million pounds of people's discarded stuff. Layanan Dukungan dan Konsultasi Hidrogenasi dan Oksidasi kami akan menjadi mitra Anda untuk meningkatkan produktivitas pabrik. Our Hydrogenation and Oxidation Consulting and Support Services group would like to be your partner in removing obstacles to plant productivity. Kami memiliki empat pabrik. More chevron_right Contoh Monolingual Not to a cannery in another province, but to a cannery here right at home. Strapped to a chair in an abandoned cannery. It was the same place that an old cannery site had once operated. Desperate locals work at the cannery, a grinding, tedious employer of last resort. Six of the country's seven tuna canneries have been operating in this city, providing employment to tens of thousands of workers. The gasworks chimney can be seen in the background. Other enterprises operating in early 20th century were two leather factories, factory processing fats, cardboard factory, slaughterhouse, power plant and gasworks. The homes have been contaminated by the old gasworks. The hospital became a self-contained village, with its own farm, workshops, baker, butcher, fire-brigade, church, graveyard, gasworks, cricket team, band, etc. It is a doomscape of scary urns, doubtful guests, black dolls, abandoned gasworks, haunted gardens, empty rooms. This is prime rural land, which has been supplying cane to the sugar mill for 80 years. The proposed generation facility will utilise the bagasse generated from sugar mill of the group company. But, they can not be given ownership of the sugar mill land, he further added. The other sides are also being guarded by people from the sugar mill and police. After some homes were burnt down, tractors levelled the ground on orders from the sugar mill authority. SEKRETARIS Jenderal Sekjen Kemenperin, Achmad Sigit Dwiwahjono, mengungkapkan bahwa beberapa perusahaan bahan baku yang berasal dari Tiongkok kembali beroperasi meski belum semua. Hal itu tentu menjadi kabar baik bagi para pelaku industri, khususnya pengusaha Indonesia, sebab Tiongkok merupakan pengekspor produsen bahan baku. "Menurut informasi dari kalangan dunia usaha saat ini memang sudah dibuka dengan kapasitas terbatas, Ya masih belum kapasitas 100%," kata Sigit saat dihubungi, Selasa 10/3. Baca juga Pengganti Tiongkok, Pemerintah Mencari Importir Negara Lain Meski begitu pemerintah tetap melakukan antisipasi dan mengeluarkan strategi untuk menggenjot pelaku industri agar tidak mengharapkan bahan baku dari Tiongkok. "Ya tentunya strategi hilirisasi dan substitusi impor harus kita genjot supaya tidak terlalu bergantung impor dari satu negara saja," ujar Sigit. Sebelumnya diberitakan bahwa sebagain besar industri di Tiongkok akibat penyebaran virus Korona Covid-19. Padahal 30% bahan baku industri Indonesia merupakan impor dari Tiongkok. Sementara itu, Menteri Perindustrian Menperin, Agus Gumiwang Kartasasmita, memiliki dua opsi solusi yang bisa dilakukan baik dalam jangka pendek maupun jangka menengah dan panjang. Untuk jangka pendek, kemungkinan Indonesia masih harus mencari bahan baku dari negara lain atau impor pengganti dari selain Tiongkok. Hal itu perlu dilakukan karena Indonesia belum memiliki kemampuan produksi bahan baku tersebut. Untuk jangka menengah dan panjang, kondisi saat ini bisa menjadi kesempatan bagi pemain baru di industri. Para pemain baru berkesempatan untuk melakukan investasi pada produk-produk impor yang akan menjadi substitusi. Iam/A-1

pabrik untuk mengolah bahan industri tts