AyatAl Quran tentang Percaya Diri. Al-Qur’an sebagai rujukan pertama juga menegaskan tentang percaya diri dengan jelas dalam beberapa ayat-ayat yang mengindikasikan percaya diri seperti: Ayat yang berhubungan dengan sifat percaya diri, berikut ini merupakan firman Allah : “Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih Danente adalah orang yang akan di ancam masuk neraka karena membiarkan kerusakan terjadi. Kerusakan akibat tidak percaya TUHAN.. Dalam Hadits disebutkan "Tidak akan masuk surga orang yang dalam hatinya masih ada bibit sombong walaupun sekecil biji sawipun" Yang di maksud sombong adalah menolak barang hak (ajakan kebaikan) 02-03 Tuhanyang menciptakan alam semesta dan yang mengaturnya. Tidak ada Tuhan selain Allah swt yang wajib disembah. Orang yang tidak pernah mengindahkan aturan juga dapat membuat orang lain di sekelilingnya merasa terganggu bahkan gelisah. (Orang Islam) yang tidak mempercayai adanya kitab-kitab Allah swt maka dinamakan murtad (keluar dari Dankarena adanya agama ini, apa yang namanya Tuhan dapat dipecah menjadi banyak. Ada Tuhan agama Islam (Allah), ada Tuhan agama Kristiani maupun Khatolik (Tuhan Bapa, Tuhan Kudus, Tuhan Anak), ada Tuhan agama Hindu (Brahmana, Krishna, Syiwa) dan masih banyak lagi nama Tuhan dari masing-masing agama. Padahal apa yang sudah saya Banyakorang ateis berpikir kepercayaan yang mereka anut adalah hasil dari pemikiran rasional. Mereka menggunakan argumen seperti “Saya tidak percaya pada Tuhan, saya percaya pada sains” untuk Vay Tiền Online Chuyển Khoản Ngay. – Iblis telah mendedikasikan umur dan seluruh hidupnya untuk menghancurkan anak keturunan adam. Termasuk membuat segala tipu daya hingga menjadikan mayoritas manusia beranggapan tidak percaya Pencipta. Dikutip dari buku Talbis Iblis karya Ibn Al Jauzi dengan pentahqiq Syekh Ali Hasan Al Halabi, Imam Ibn Al Jauzi berkata "Iblis telah menjadikan mayoritas manusia beranggapan bahwasanya tidak ada Tuhan serta tidak ada Pencipta, dan bahwasanya segala sesuatu itu terjadi dengan sendirinya, tanpa ada yang mengadakannya. Hal itu terjadi karena ketika mereka tidak bisa mengetahui adanya Sang Pencipta dengan indranya, tidak perlu akal untuk mengetahui-Nya, maka mereka pun mengingkari-Nya. Mungkinkah seseorang yang berakal sehat meragukan keberadaan Sang Pencipta? Seorang yang melewati sebuah lembah yang tanpa bangunan, kemudian saat dia kembali melewati lembah itu didapatinya ada tembok yang terbangun, maka dia pun akan meyakini bahwa ada orang yang membangun tembok tersebut. Lalu bagaimana pula dengan bumi yang terhampar luas, langit yang terjunjung tinggi, bangunan-bangunan yang berdiri megah dan amat menakjubkan ini, serta tatanan alam yang berjalan penuh dengan hikmah ini, bukankah semua itu menunjukkan atas adanya Tuhan, Sang Pencipta? Alangkah bagusnya apa yang dikatakan seorang Arab Badui, "Kotoran unta menunjukkan adanya unta." Lantas, bagaimana pula dengan alam atas yang dipenuhi dengan keindahan dan alam bawah yang dipenuhi dengan mahakarya luar biasa ini? Apa keduanya tak menunjukkan adanya Tuhan Yang Mahalembut dan Mahamengetahui?" Sekiranya manusia memperhatikan dirinya maka semua yang ada pada dirinya telah cukup membuktikan keberadaan Sang Pencipta, dan semua itu pastilah bisa menyembuhkan akalnya yang 'sakit' karena mengingkari ada-Nya. Pasalnya, di dalam tubuh terdapat berbagai macam hikmah yang takkan habis bila dijabarkan dalam satu kitab. Sesiapa yang memperhatikan tajamnya gigi seri untuk mengiris, kokohnya gigitan geraham untuk meremukkan, elastisnya lidah untuk membolak-balikkan makanan yang dikunyah, hebatnya limpa dalam melembutkan makanan dan mendistribusikan energinya ke sekujur tubuh sesuai dengan kadar gizi yang dibutuhkan, dan demikian juga dengan jemari yang diciptakan beruas-ruas sehingga dapat ditutup dan dibuka serta bisa digunakan untuk melakukan banyak hal. Dan ia tidak berongga mengingat fungsinya yang amat banyak, karena seandainya ia berongga lalu berbenturan dengan benda keras maka dia mudah patah, bahkan sebagian jari dijadikan lebih panjang daripada sebagian yang lainnya, agar ukurannya bisa sama rata tatkala digenggamkan. Juga memperhatikan sesuatu yang tersembunyi di dalam tubuh dan menjadi penopang tubuh manusia, yaitu nyawa, yang jika nyawa ini hilang maka akal yang bertugas membimbing ke arah maslahat pun akan turut rusak, serta memperhatikan berbagai hal lainnya, maka tentu dia, dengan akal sehat akan mengatakan أَفِي اللَّهِ شَكٌّ "...Apakah ada keraguan terhadap Allah?..." QS Ibrahim 10 Siapa saja yang mengingkari eksistensi Sang Pencipta tidak akan dapat menemukan-Nya, disebabkan ia mencari-Nya berdasarkan atas bukti indrawi saja. Di antara manusia ada juga yang mengingkari Sang Pencipta secara totalitas. Karena pada waktu tidak dapat menetapkan ekistensi-Nya secara global, dia tak dapat mengetahui eksistensi-Nya secara terperinci, akhirnya dia mengingkari eksistensinya-Nya secara keseluruhan. Seandainya dia mau berpikir, tentu dia akan menyadari bahwa di dunia ini banyak sekali perkara yang diketahui hanya secara global, seperti jiwa dan akal, sungguh tidak ada seorang pun yang mengingkari eksistensi keduanya. BACA JUGA Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Klik di Sini Jakarta Ateis adalah istilah yang mungkin sudah sering kamu dengar. Namun, sebagian orang mungkin masih belum memahami artinya. Ateis adalah istilah untuk orang-orang yang tidak percaya akan adanya Tuhan. Orang ateis percaya bahwa Tuhan itu tidak ada. Pluralisme Adalah Paham yang Menghargai Perbedaan, Pahami Pengertian dan Macamnya Agnostik adalah Meragukan Keberadaan Tuhan, Begini Asal Usulnya Sempat Ateis, Noe Letto Ceritakan Perjalanan Hijrahnya Pemahaman tentang makna ateis sering kali membuat bingung banyak orang, pasalnya ada istilah lain yang kerap juga disebut untuk makna serupa, yaitu agnostik. Padahal, kedua istilah ini memiliki arti yang berbeda. Ateis adalah kepercayaan bahwa tidak ada Tuhan ataupun Dewa. Orang yang menganut kepercayaan ateis diasumsikan sebagai orang yang tidak memiliki agama. Ateisme merupakan lawan kata dari teisme, yaitu kepercayaan terhadap keberadaan Tuhan atau Dewa-Dewi. Berikut rangkum dari berbagai sumber, Rabu 25/5/2022 tentang ateis orang dalam kelompok ateis itu dilaporkan menerima ancaman pembunuhan lewat media adalah Photo by Nathan McBride on UnsplashMenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, ateis adalah orang yang tidak percaya akan adanya Tuhan. Ateisme adalah istilah yang berasal dari bahasa Yunani átheos, yang secara merendahkan digunakan untuk merujuk pada siapapun yang kepercayaannya bertentangan dengan agama atau kepercayaan yang sudah mapan di lingkungannya. Dengan menyebarnya pemikiran bebas, skeptisisme ilmiah, dan kritik terhadap agama, istilah ateis mulai dispesifikasi untuk merujuk kepada orng-orang yang tidak percaya kepada Tuhan. Ateis adalah istilah untuk orang-orang yang tidak percaya akan adanya Tuhan. Orang ateis percaya bahwa Tuhan itu tidak ada. Orang yang menganut kepercayaan ateis diasumsikan sebagai orang yang tidak memiliki agama. Ateisme sebagai ideologi dari ateis adalah sebuah pandangan filosofi yang percaya tidak adanya keberadaan Tuhan dan dewa-dewi. Jadi, ateis adalah kepercayaan bahwa tidak adan Tuhan ataupun Dewa. Ateisme merupakan lawan kata dari teisme, yaitu kepercayaan terhadap keberadaan Tuhan atau Dewa-Dewi. Ateisme adalah penolakan terhadap teisme yang disertai dengan klaim. Ateis adalah orang-orang yang tidak percaya bahwa Tuhan itu ada, namun tidak ada ideologi atau perilaku spesifik yang dijunjung oleh orang-orang ateis. Walaupun banyak dari yang mendefinisikan dirinya sebagai ateis cenderung kepada filosofi sekuler seperti humanisme, rasionalisme, dan naturalisme. Ateisme mendefinisikan secara luas bahwasanya kepercayaan akan adanya Tuhan maupun dewa adalah tidak nyata. Ateisme adalah paham yang menyangkal sama sekali keberadaan Tuhan karena tidak dapat dibuktikan secara empiris ataupun logis akan adalahAgnostik adalah. Photo by Joshua Earle on UnsplashAteis adalah orang yang tidak percaya akan adanya Tuhan. Sementara itu, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, agnostik adalah orang yang berpandangan bahwa kebenaran tertinggi misalnya Tuhan tidak dapat diketahui dan mungkin tidak akan dapat diketahui. Stanford Encyclopedia of Philosophy mengungkap "agnostik" dan "agnostisisme" diciptakan pada akhir abad kesembilan belas oleh ahli biologi Inggris, Huxley. Dia berargumen, agnostik ada karena tidak satu pun dari kepercayaan tersebut yang cukup didukung oleh bukti, manusia harus menangguhkan penilaian tentang masalah apakah Tuhan itu ada atau tidak. Dalam artikel yang diterbitkan Kementerian Agama RI, agnostisisme adalah bentuk gaya hidup masa kini. Orang-orang merasa dianggap lebih intelektual apabila mengaku sebagai agnostik. Agnostik adalah golongan orang yang ragu terhadap keberadaan Tuhan. Menurut golongan agnostik, Tuhan yang dipercaya oleh mereka yang beragama tidak bisa dinalar oleh akal manusia. Huxley mengatakan bahwa dia menemukan kata agnostik untuk menunjukkan orang-orang yang, seperti dirinya, mengaku sangat tidak peduli tentang berbagai hal, yang di dalamnya para ahli metafisika dan teolog, baik ortodoks maupun heterodoks, melakukan dogmatisasi dengan sangat yakin, termasuk tentang keberadaan Tuhan. Meski demikian, Huxley tidak mendefinisikan "agnostisisme" hanya sebagai keadaan agnostik. Sebaliknya, dia sering menggunakan istilah itu untuk merujuk pada prinsip epistemologis normatif, sesuatu yang mirip dengan apa yang sekarang disebut sebagai "pembuktian". Secara kasar, prinsip Huxley mengatakan bahwa agnostik adalah hal yang salah untuk mengatakan bahwa seseorang mengetahui atau percaya bahwa suatu proposisi adalah benar tanpa bukti yang memuaskan secara logis Huxley 1884 dan 1889. Penerapan prinsip ini oleh Huxley pada kepercayaan teistik dan ateistik-lah yang pada akhirnya memiliki pengaruh terbesar pada arti istilah tersebut. Dia berargumen bahwa, karena tidak satu pun dari kepercayaan tersebut yang cukup didukung oleh bukti, manusia harus menangguhkan penilaian tentang masalah apakah Tuhan itu ada atau tidak. Secara terminologi, agnostik adalah orang yang memiliki pandangan bahwa ada atau tidaknya Tuhan adalah hal yang tidak dapat diketahui. Agnostisisme tidak menyangkal keberadaan Tuhan secara mutlak. Mereka beranggapan bahwa keberadaan Tuhan adalah sesuatu yang tidak mungkin dapat dinalar oleh akal manusia, dan konsekuensinya adalah keberadaan Tuhan tidak dapat diketahui dengan cara Ateis dengan AgnostikDari penjelasan di atas tentunya kamu sudah tahu apa perbedaan ateis dengan agnostik. Ateis adalah istilah yang mengacu pada pandangan tidak percaya akan adanya Tuhan dan menolak keberadaan Tuhan. Bagi kaum ateis, keberadaan manusia dan alam semesta adalah suatu proses alamiah yang terjadi dalam waktu yang sangat panjang. Sementara itu, agnostik adalah pandangan yang percaya akan adanya Tuhan jika mereka dapat membuktikannya secara ilmiah. Ada atau tidaknya Tuhan merupakan sesuatu yang tidak bisa diketahui. Kaum agnostik lebih percaya bahwa ada kekuatan lain yang lebih besar dari Tuhan dan dapat dibuktikan secara ilmiah, yaitu alam semesta.* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan. Content Navigation 110 Orang Terkenal Di Dunia Ini Yang Tidak Percaya Tuhan, Kenapa?1. Albert Eistein2. Hugh Hefner3. Fernando Alonso4. Angelina Jolie5. Brad Pitt6. John Lennon7. Rafael Nadal8. Rosalind Franklin9. Keanu Reeves1. Stephen Hawking 7. Rafael Nadal Siapa yang tak mengenal nama Rafael Nadal, petenis ternama ini menjadi deretan orang terkenal yang tak percaya akan keberadaan Tuhan. Nadal sendiri pernah mengatakan bahwa dirinya cukup sulit percaya dengan adanya Tuhan. Dia ingin tahu apakah Tuhan itu benar-benar ada atau tidak. Mungkin jika pernah melihatnya, Nadal baru percaya dengan Tuhan. 8. Rosalind Franklin Rosalind Franklin Tanpa jasa Rosalind Franklin, mungkin kita tidak akan kenal yang namanya mesin x-ray. Dengan keberadaan mesin x-ray ciptaan Franklin, dunia medis sangat terbantu untuk mengscan bagian dalam dari tubuh manusia. Seperti Albert Einstein, Rosalind Franklin juga termasuk illmuwan yang tak percaya dengan Tuhan. Franklin lahir dari keluarga Yahudi di London. Keluarga Franklin adalah orang Yahudi yang taat, sangat berbeda dengan dirinya. Melalui sebuah surat yang ditujukan pada ayahnya, Franklin menuliskan bahwa ia meragukan keberadaan Tuhan sebagai pencipta alam semesta dan kehidupan setelah mati. Ayahnya menuduh bahwa Franklin menganggap science adalah agamanya. 9. Keanu Reeves Aktor Hollywood Keanu Reeves mengakui bahwa dirinya adalah seorang ateis. Meski pada publik dia mengaku bahwa sering merenung tentang agama, satu-satunya agama yang ia anut ya ateis. Reeves mengatakan bahwa dia termasuk orang yang skeptis tentang Tuhan, Surga, dan Neraka. Membuat dirinya memilih untuk menjadi ateis. Pengakuan Reeves sangat berkebalikan dengan salah satu film yang pernah ia mainkan, Constantine. Di film tersebut, Reeves berperan sebagai John Constantine, karakter dari DC Comics yang merupakan seorang ahli sihir. Di film Constantine tersebut, digambarkan masalah yang dihadapi Constantine dengan Surga, Neraka, Tuhan, malaikat, dan iblis. 1. Stephen Hawking Stephen Hawking Ada banyak ilmuwan jenius yang tak percaya dengan keberadaan Tuhan. Setelah Enstein dan Franklin, masih ada lagi satu ilmuwan jenius yang tak percaya Tuhan, dia adalah Stephen Hawking. Seperti yang sudah banyak orang tahu, Hawking adalah seorang ilmuwan yang mengajar sebagai profesor matematika di Universitas Cambridge. Hawking telah lama menganut kepercaaan ateis. Ia baru mulai mempublikasikannya pada dunia pada tahun 2014. Hawking mengatakanm, ia tak percaya dengan Tuhan, Surga, Neraka, dan kehidupan setelah mati. Ditambahkan, semua hal tersebut, semua keajaiban yang diceritakan di setiap agama, semuanya tidak cocok dengan ilmu sains. Muhammad Faridz Agama Friday, 24 Jun 2022, 2143 WIB Ateisme berasal dari bahasa Yunani, A berarti tidak ada dan theos berarti Tuhan. Atheis atau yang sering dikenal atheisme ini diartikan sebagai tidak percaya adanya tuhan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, atheis adalah orang yang tidak percaya adanya tuhan. Secara umum, atheisme adalah pandangan seseorang yang tidak mempercayai adanya tuhan, atau menolak adanya tuhan Di Indonesia, Pancasila sebagai landasan ideologis negara pada sila pertama telah menentukan bahwa Negara Indonesia adalah berlandaskan pada Ketuhanan Yang Maha Esa. Selanjutnya, dalam butir pertama sila pertama Pancasila dinyatakan Percaya dan Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. Artinya, memang secara ideologi, setiap warga negara Indonesia percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan memeluk suatu agama. Namun, di Indonesia masih ditemui adanya warga negara Indonesia yang tidak mempercayai atau memeluk suatu agama tertentu atau yang dikenal dengan sebutan atheis. Dan memang belum ada satu peraturan perundang-undangan yang secara tegas melarang dan menentukan sanksi bagi seseorang yang menganut ateisme. Akan tetapi, dengan seseorang menganut ateisme, akan memberikan dampak pada hak-hak orang tersebut di mata hukum. Contohnya kesulitan dalam pengurusan dokumen-dokumen kependudukan seperti Kartu Tanda Penduduk ataupun Kartu Keluarga yang mengharuskan adanya pencantuman agama. Juga ketika seseorang hendak melangsungkan perkawinan, perkawinan hanya sah bila dilakukan menurut hukum dari masing-masing agama yang dianutnya Jadi, secara hukum, tidak ada peraturan perundang-undangan yang secara tegas melarang seseorang menganut paham ateisme. Di sisi lain, konsekuensi hukum dari paham ateisme yang dianutnya, orang yang bersangkutan boleh jadi tidak dapat menikmati hak-hak yang pada umumnya bisa dinikmati mereka yang menganut agama tertentu di Indonesia. Seorang ateis dilarang menyebarkan ateisme di Indonesia. Penyebar ajaran ateisme dapat dikenai sanksi pidana Pasal 156a Kitab Undang-Undang Hukum Pidana “KUHP” yang menyebutkan “Dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya lima tahun barang siapa dengan sengaja di muka umum mengeluarkan perasaan atau melakukan perbuatan a. yang pada pokoknya bersifat permusuhan, penyalahgunaan atau penodaan terhadap suatu agama yang dianut di Indonesia; b. dengan maksud agar supaya orang tidak menganut agama apa pun juga, yang bersendikan Ketuhanan Yang Maha Esa.” Pada dasarnya kebebasan memeluk agama atau kepercayaan adalah hak setiap warga negara. Dasar hukum yang menjamin kebebasan memeluk agama atau kepercayaan di Indonesia ada pada konstitusi kita, yaitu Pasal 28E ayat 1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 “UUD 1945” yang menyebutkan “Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali.” Selanjutnya, kebebasan memeluk kepercayaan tercantum dalam Pasal 28E ayat 2 UUD 1945 yang berbunyi “Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya.” Hak untuk beragama merupakan hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun. Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduknya untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu Dalil adanya Allah SWT Surat Al-Baqarah 2 Ayat 164 إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَالْفُلْكِ الَّتِي تَجْرِي فِي الْبَحْرِ بِمَا يَنْفَعُ النَّاسَ وَمَا أَنْزَلَ اللَّهُ مِنَ السَّمَاءِ مِنْ مَاءٍ فَأَحْيَا بِهِ الْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَبَثَّ فِيهَا مِنْ كُلِّ دَابَّةٍ وَتَصْرِيفِ الرِّيَاحِ وَالسَّحَابِ الْمُسَخَّرِ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati kering-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh terdapat tanda-tanda keesaan dan kebesaran Allah bagi kaum yang memikirkan. Surat Al-Anam 6 Ayat 1 الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَجَعَلَ الظُّلُمَاتِ وَالنُّورَ ۖ ثُمَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بِرَبِّهِمْ يَعْدِلُونَ Segala puji bagi Allah Yang telah menciptakan langit dan bumi dan mengadakan gelap dan terang, namun orang-orang yang kafir mempersekutukan sesuatu dengan Tuhan mereka. Penulis - Dr. Ira Alia Maerani Dosen FH Unissula - Muhammad Faridz Abdillah Mahawiswa PBSI Unissula atheis agama Disclaimer Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku UU Pers, UU ITE, dan KUHP. Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel. Berita Terkait Terpopuler di Agama  Lifestyle Inspirasi & Unik Sabtu, 26 Februari 2022 - 1300 WIB VIVA – Alasan orang tidak percaya tuhan, ketika saya melihat kembali ke masa pra-Kristen saya, saya menyadari bahwa saya bukanlah seorang ateis tetapi saya lebih apatis. Saya kira saya adalah seorang apatis. Saya tidak percaya pada Tuhan, tetapi kebanyakan saya tidak peduli. Percaya kepada Tuhan tidak relevan bagi ini, mengapa orang tidak percaya pada Tuhan sangat penting bagi saya. Saya telah mendedikasikan hidup saya untuk menjangkau orang-orang yang jauh dari iman kepada Tuhan. Untuk membantu mereka percaya, ada baiknya untuk memahami mengapa mereka tidak percaya. Itu pertanyaan penting bagi kita semua. Tuhan telah memberi orang Kristen misi untuk memimpin orang kepada iman dan, di Amerika, ladang misi kami terus bertambah besar. Jumlah ateis di Amerika telah berlipat ganda sejak 2007, dan jumlahnya mungkin jauh lebih banyak daripada yang kita ateisme itu rumit. Beberapa orang yang menggambarkan diri mereka sebagai ateis juga mengatakan bahwa mereka percaya pada semacam kekuatan yang lebih tinggi atau kekuatan saat yang sama, beberapa dari mereka yang mengidentifikasi diri dengan suatu agama misalnya, mengatakan bahwa mereka Katolik atau Yahudi mengatakan bahwa mereka tidak percaya pada hal yang pasti, seiring dengan munculnya orang Amerika yang tidak terafiliasi dengan agama banyak dari mereka yang percaya pada Tuhan ada peningkatan yang sesuai dalam jumlah beberapa alasan orang tidak percaya tuhan seperti dikutip dari Cityonahillstudio sebagai berikut1. Tumbuh Dalam Keluarga Yang Tak BerimanDalam sebuah penelitian, 32% ateis mengatakan bahwa mereka dibesarkan di rumah dengan orang tua yang tidak percaya pada Tuhan. Mungkin sulit untuk keluar dari pola pikir yang sudah mendarah daging di awal kehidupan. Halaman Selanjutnya 2. Berhenti Percaya Pada Ajaran Agama.

orang yang tidak percaya adanya tuhan tts