Namunmengingat kasus Zauji yang sudah 7 kali operasi karena posisi retina yang terus menerus lepas pasca operasi, dokter mengambil keputusan di antara dua pilihan : retina menempel dengan bantuan silikon oksana namun kondisi papil menurun atau silikon oksana dievakuasi untuk menyelamatkan papil namun selalu ada kemungkinan retina lepas kembali.
GejalaAblasi Retina. Ablasi retina atau ablasio retina tidak menimbulkan rasa sakit. Hilangnya penglihatan dapat terjadi secara tiba-tiba, atau didahului sejumlah gejala di bawah ini: Muncul banyak bercak hitam yang melayang pada penglihatan ( floaters) Penglihatan kabur atau tertutup oleh bayangan.
Untukbiaya operasi ablasio retina sendiri rumah sakit ini memberikan biaya sekitar 5 juta hingga 12 juta rupiah. Namun, perlu diperhatikan bahwa biaya tersebut belum termasuk biaya sewa alat pendukung, obat-obatan dan tindakan penyembuhan lain yang dibutuhkan. 2. RS Mata JEC
KasusZauji adalah kasus unik. Ablasio retina pada usia muda lebih menantang apabila dibandingkan dengan ablasio retina di usia muda. Pada lansia, cairan dalam mata lebih cair sehingga tarikan pada retina tidak terlalu kuat. Umumnya, setelah pemasangan silicon oil atau gas pada operasi pertama, retina akan menempel kembali pada posisi semula.
AtasiAblasio Retina dengan Bedah Vitrektomi di RS Mata Undaan. Tindakan medis yang dilakukan meletakkan kembali retina yang lepas bisa dilakukan dengan cara vitrektomi. Vitrektomi bertujuan untuk menempelkan retina yang lepas tadi. Prosedurnya adalah mengeluarkan cairan yang ada dalam mata, kemudian direkatkan dengan gas.
Vay Tiền Nhanh Ggads. 15 de dezembro de 2022 Revisado por Dr. Mário Farinazzo - CRM/SP A cirurgia de silicone é uma febre no Brasil há muitos anos. É difícil não conhecer ao menos uma mulher que não tenha considerado ou que ainda deseje passar pelo procedimento. Pelo grande interesse do público no tema, abaixo listamos as principais técnicas utilizadas para a realização da operação, e em quais situações cada uma delas é recomendada. Existem dois tipos de classificação quando o assunto é a cirurgia de implante de prótese mamária, ou cirurgia de silicone. Uma se refere à região onde ficará o implante e outra relacionada à região da incisão. Quais são as posições dos implantes de silicone? Quanto à posição do implante, a cirurgia de silicone pode ser de dois tipos submamária e submuscular. Cirurgia Submamária Nas cirurgias submamárias, a prótese é implantada entre os tecidos mamário e muscular. A técnica tem como vantagens um resultado mais natural, menor tempo de recuperação e uma menor complexidade na cirurgia se comparada à submuscular. O resultado mais natural acontece porque a prótese não se movimenta com a contração muscular, o que ocorre com mais frequência na técnica que descreveremos a seguir. Porém, a implantação submamária não é indicada para pessoas que tenham um tecido mamário ou pele muito finas, caso contrário, a prótese pode ficar muito evidente, o que pode atrapalhar o resultado estético final. Cirurgia Submuscular Como o próprio nome já sugere, a implantação submuscular é mais profunda. Nesse tipo de cirurgia, a prótese fica abaixo dos músculos do peito. Ela é recomendada justamente no caso descrito acima, de mulheres que possuem pouca pele ou tecido mamário. Para essas pacientes, a posição submuscular é a mais adequada. Região da incisão de implante mamário Existem três tipos de incisões nas cirurgias de implante mamário Periareolar – O corte periareolar é aquele feito na região limítrofe da aréola. A técnica tem como principal vantagem deixar uma cicatriz pouco visível, que se confunde com a própria divisão da aréola com o resto da mama. O impeditivo para esse tipo de incisão é o tamanho da aréola, caso ela seja muito pequena ela pode inviabilizar a passagem da prótese e resultar em uma cicatriz que pode incomodar a paciente. Inframamária – Nesse caso o corte é feito na região inferior dos seios. As cicatrizes também são discretas nesse tipo de cirurgia, porém, menos do que na incisão Periareolar. Uma vantagem na incisão inframamária é o rápido tempo de recuperação. Axilar – A incisão axilar é aquela feita na região das axilas. Apesar de não deixar cicatriz nas mamas, e sim nas axilas, a região do corte faz com que a cirurgia seja mais complexa do que as demais, por isso, ela é escolhida com menos frequência. O que fazer logo após a cirurgia de silicone? A primeira fase da recuperação começa ainda no centro cirúrgico, onde a paciente ficará internada por um período de até 12 horas. Este tempo é importante para que o médico possa avaliar a condição da paciente após a cirurgia de implante de silicone e esperar os efeitos da anestesia passarem. Normalmente, após confirmado o estado de saúde da paciente, receberá alta e poderá ir para casa, sem dirigir. Depois, em casa, continuam os cuidados e a limitação de mobilidade por pelo menos 30 dias. Para mais informações sobre esse ou outro procedimento e demais técnicas realizadas por nossa clínica, acompanhe nosso blog. Você também pode entrar em contato por meio de nosso formulário para agendar uma consulta! Artigos relacionados Como é a recuperação após implantes de silicone? Tipos de Prótese de Silicone – Escolha o Formato Ideal Quais são os tipos de mamoplastia?
Halodoc, Jakarta – Ablasi retina adalah penyakit mata akibat lepasnya retina lapisan jaringan tipis di belakang mata dari jaringan penyokongnya. Kondisi ini tergolong serius dan perlu diobati secepatnya. Bila tidak, ablasi retina dapat menyebabkan kebutaan permanen. Karena itu, yuk ketahui bagaimana cara mengobati ablasi retina di bawah adalah lapisan tipis di dalam mata yang kaya akan sel-sel yang peka terhadap cahaya. Kita membutuhkan retina yang sehat untuk dapat melihat dengan jelas. Bila retina terlepas dari posisinya, hal ini tentu akan membuat penglihatan menjadi terganggu. Pada awalnya, ablasi mungkin hanya akan terjadi pada sebagian kecil retina. Namun, bila tidak segera diobati, seluruh retina bisa terkelupas dan pengidap bisa kehilangan penglihatan. Karena itulah, kamu dianjurkan untuk segera menemui dokter mata untuk membantu mengobati ablasi juga Ketahui Penyebab Terjadinya Ablasi RetinaPengobatan untuk Ablasi RetinaKebanyakan ablasi retina hampir selalu membutuhkan operasi untuk memperbaiki retina yang robek, memiliki lubang atau terlepas. Ada berbagai teknik yang bisa digunakan untuk mengobati ablasi retina. Karena itu, diskusikan pada dokter mata mengenai prosedur atau kombinasi prosedur apa yang terbaik untuk kondisi kamu, beserta risiko, dan Retina yang RobekKetika retina yang robek atau berlubang belum sampai terlepas, maka ahli bedah mata mungkin akan menyarankan salah satu dari prosedur berikut untuk mencegah ablasi retina dan menjaga penglihatanOperasi Laser Fotokoagulasi Dalam operasi laser, dokter bedah akan mengarahkan sinar laser ke mata melalui pupil. Sinar laser kemudian akan membuat luka bakar di sekitar robekan retina dan membantu retina tetap menempel ke jaringan yang ada di juga Amankah Operasi Lasik Mata?Pembekuan cryopexy Setelah memberi kamu bius lokal untuk membuat mata kamu mati rasa, dokter bedah akan menerapkan probe beku ke permukaan luar mata, langsung di atas robekan mata. Pembekuan ini akan menyebabkan bekas luka yang membantu membuat retina tetap menempel pada dinding prosedur tersebut dilakukan secara rawat jalan. Namun setelah menjalani prosedur, kamu mungkin akan disarankan untuk menghindari aktivitas yang mungkin mengganggu mata, seperti berlari, selama beberapa minggu atau Retina yang Sudah TerlepasBila retina sudah terlepas, operasi perlu dilakukan untuk memperbaikinya. Operasi harus dilakukan sesegera mungkin, sekitar beberapa hari setelah diagnosis. Jenis operasi yang disarankan oleh ahli bedah tergantung pada beberapa faktor, salah satunya adalah seberapa parah kondisi ablasi retina yang dialami. Berikut jenis-jenis operasi yang bisa RetinopeksiDalam prosedur ini, dokter bedah akan menyuntikkan gelembung udara atau gas ke bagian tengah mata rongga vitreous. Bila diposisikan dengan benar, gelembung udara akan mendorong area retina yang memiliki lubang atau lubang pada dinding mata, sehingga menghentikan aliran cairan ke ruang di belakang retina. Dokter juga dapat menggunakan teknik cryopexy selama prosedur untuk memperbaiki yang terkumpul di bawah retina akan diserap dengan sendirinya dan retina, kemudian dapat menempel kembali pada dinding mata kamu. Setelah prosedur selesai, kamu mungkin perlu mempertahankan kepala dalam posisi tertentu hingga beberapa hari untuk menjaga agar gelembung berada pada posisi yang tepat. Gelembung akhirnya dapat diserap kembali dengan sendirinya. Prosedur ini biasanya dipilih bila bagian retina yang terlepas hanya Buckling Dalam prosedur ini, ahli bedah akan menjahit sepotong bahan silikon dari sisi luar bagian putih mata sklera. Silikon ini akan mendekatkan dinding bola mata ke retina, sehingga retina kembali ke ablasi retina yang terjadi cukup parah, dokter bedah dapat membuat gesper skleral yang melingkari seluruh mata kamu seperti ikat pinggang. Gesper ditempatkan sedemikian mungkin agar tidak mengganggu penglihatan kamu dan biasanya dipasang secara prosedur ini, ahli bedah akan mengeluarkan cairan vitreus beserta dengan jaringan apapun yang menarik retina. Kemudian, gelembung udara, gas atau silikon akan disuntikkan ke ruang vitreus untuk membantu menahan retina pada posisinya. Seiring waktu, gelembung gas akan digantikan oleh cairan tubuh secara juga Gejala-Gejala yang Bisa Ditimbulkan Ablasi RetinaItulah berbagai cara yang bisa dilakukan untuk mengobati ablasi retina. Untuk melakukan pemeriksaan terkait gejala ablasi retina yang kamu alami dan mendiskusikan cara pengobatannya pada dokter, kamu bisa langsung buat janji di rumah sakit pilihanmu lewat aplikasi Halodoc. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Clinic. Diakses pada 2020. Retinal detachment.
Yogyakarta ANTARA - Menemukan metode baru untuk operasi pasien yang mengalami ablasio retina atau terlepasnya retina mata mengantarkan Waldensius Girsang meraih gelar doktor dengan predikat cumlaude di Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan FKKMK Universitas Gadjah Mada. Melalui disertasi yang dipertahankan dalam Sidang Terbuka Program Pascasarjana di Auditorium FKKMK UGM di Yogyakarta, Senin, Waldensius menyebut metode baru yang ia temukan diberi nama "Retinektomi Relaksasi Radial". "Untuk penanganan 'ablasio retina' kami buat metode baru sehingga hasilnya lebih maksimal, lebih murah, lebih cepat cara kerjanya dan hasilnya lebih baik," kata dokter spesialis mata ini. Ia menjelaskan ablasio retina adalah kondisi lepasnya retina dari jaringan belakang bola mata. Kondisi ini harus segera ditangani untuk mempertahankan fungsi penglihatan dan mencegah kebutaan. Sementara itu, ia menjelaskan vitreoretinopati proliferatif atau proliferative vitreoretinopathy PVR adalah kondisi yang muncul akibat lepasnya retina karena robekan atau lubang di retina ablasio retina rhegmatogen. Baca juga Kebanyakan makan daging olahan berisiko rusak retina Ablasio retina rhegmatogen yang disertai PVR tergolong kasus yang cukup sulit dalam bidang bedah vitreoretina. Penanganannya umumnya dilakukan dengan operasi menggunakan minyak silikon. Baca juga Cahaya biru smartphone bisa sebabkan kebutaan? Melalui hasil penelitiannya, yakni Retinektomi Relaksasi Radial, operasi ablasio retina dilakukan dengan penempelan retina dengan tamponade gas, tidak lagi silikon. "Metode retinektomi relaksasi radial dengan tamponade gas ini mendapatkan angka keberhasilan yang memuaskan, baik secara anatomis maupun fungsional serta efek samping yang relatif rendah," kata dokter spesialis mata JEC Eye Hospitals and Clinics ini. Baca juga Deteksi gangguan mata ROP kini bisa pakai kamera retina digital Metode itu, menurut dia, dapat mempercepat dan menghemat biaya operasi karena memungkinkan penggunaan gas pada kasus ablasio retina rhegmatogen dengan PVR sehingga tidak perlu dilakukan dua kali operasi. "Sedangkan penggunaan silikon kalau retina sudah menempel bagus, tiga enam bulan lagi masih harus dikeluarkan sehingga perlu operasi kedua. Kadang-kadang silikon bisa membuat komplikasi yang tidak kita inginkan," kata Luqman HakimEditor Masuki M. Astro COPYRIGHT © ANTARA 2020
Ablasi retina adalah kondisi terlepasnya retina dari bagian belakang mata. Kondisi ini tergolong darurat sehingga harus segera ditangani. Jika tidak, ablasi retina dapat menyebabkan kebutaan permanen. Retina adalah lapisan tipis di bagian belakang mata. Lapisan ini berfungsi untuk memproses cahaya yang ditangkap oleh mata. Cahaya yang telah ditangkap akan diubah menjadi sinyal listrik dan diteruskan ke otak yang akan menerjemahkan sinyal tersebut sebagai gambar. Retina yang terlepas dari posisinya dapat menyebabkan penglihatan terganggu. Gangguan tersebut dapat terjadi sebagian atau seluruhnya, tergantung seberapa besar bagian retina yang terlepas. Ablasi retina dapat terjadi pada siapa saja, tetapi lebih sering terjadi pada orang usia di atas 50 tahun. Jenis dan Penyebab Ablasi Retina Ablasi retina terjadi ketika retina mata terlepas dari pembuluh darah yang membawa oksigen dan nutrisi. Berdasarkan mekanisme yang menyebabkan lepasnya retina mata, ablasi retina terbagi ke dalam tiga jenis, yaitu Ablasi retina regmatogenosa Ablasi retina regmatogenosa merupakan jenis ablasi retina yang paling sering terjadi. Ablasi retina jenis ini terjadi ketika robekan pada retina membuat cairan di tengah bola mata cairan vitreus merembes masuk dan menumpuk di belakang retina. Kondisi tersebut membuat lapisan retina terlepas dari dasarnya. Umumnya, robekan pada ablasi retina regmatogenosa terjadi akibat perubahan tekstur pada cairan vitreus seiring pertambahan usia. Robekan juga bisa terjadi karena beberapa kondisi, yaitu rabun jauh, cedera mata, serta operasi mata. Ablasi retina eksudatif Ablasi retina eksudatif terjadi ketika terdapat cairan atau darah yang menumpuk di belakang retina sehingga retina terlepas. Akan tetapi, pada jenis ini, cairan yang menumpuk tidak menimbulkan robekan pada retina. Penumpukan cairan umumnya terjadi karena kebocoran pembuluh darah atau adanya pembengkakan di bagian belakang mata. Penyebabnya bisa berupa Cedera atau trauma pada mata Degenerasi makula Tumor mata Peradangan pada mata Penyakit Coats, yaitu penyakit langka yang menimbulkan kelainan perkembangan retina mata Ablasi retina traksional Jenis ini terjadi ketika terdapat jaringan parut yang membuat retina tertarik dan lepas. Jaringan parut ini umumnya terbentuk akibat retinopati diabetik, yaitu gangguan mata yang terjadi pada penderita diabetes. Retinopati diabetik dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah mata. Dengan kata lain, ablasi retina traksional lebih sering dijumpai pada penderita diabetes yang kadar gula darahnya tidak terkontrol. Faktor risiko ablasi retina Terdapat sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terserang ablasi retina, yaitu Berusia di atas 50 tahun Pernah mengalami ablasi retina sebelumnya Memiliki riwayat ablasi retina dalam keluarga Mengalami cedera parah pada mata Menderita rabun jauh miopia yang parah Pernah menjalani operasi pada mata, misalnya operasi katarak Menderita penyakit pada mata, misalnya radang pada lapisan tengah mata uveitis Gejala Ablasi Retina Ablasi retina atau ablasio retina tidak menimbulkan rasa sakit. Hilangnya penglihatan dapat terjadi secara tiba-tiba, atau didahului sejumlah gejala di bawah ini Muncul banyak bercak hitam yang melayang pada penglihatan floaters Penglihatan kabur atau tertutup oleh bayangan Lapang pandang menyempit Kilatan cahaya pada penglihatan fotopsia Kapan harus ke dokter Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, ablasi retina tergolong kondisi darurat. Oleh karena itu, segera ke dokter jika Anda mengalami gejala yang telah disebutkan di atas, agar penanganan dapat segera dilakukan. Hal tersebut dapat mencegah terjadinya kebutaan permanen. Diagnosis Ablasi Retina Untuk mendiagnosis ablasi retina, dokter akan bertanya mengenai keluhan yang dirasakan pasien. Setelah itu, dokter akan memberikan tetes mata untuk melebarkan pupil pasien. Perlu diketahui bahwa tetes mata ini mungkin menimbulkan rasa tidak nyaman pada mata untuk sementara. Selanjutnya, dokter mata akan melakukan pemeriksaan oftalmoskopi dengan alat khusus, untuk untuk melihat bagian dalam mata. Jika oftalmoskopi tidak dapat mengamati kondisi retina dengan jelas, misalnya akibat perdarahan di mata, dokter akan menjalankan USG mata. Pengobatan Ablasi Retina Pengobatan ablasi retina berbeda-beda, tergantung pada kondisi pasien. Jika retina robek atau berlubang tetapi belum sampai terlepas, dokter mata dapat menerapkan beberapa tindakan di bawah ini untuk memperbaiki penglihatan dan mencegah retina terlepas Kriopeksi, untuk membekukan robekan retina sehingga retina tetap menempel di dinding mata Terapi laser fotokoagulasi, untuk membakar jaringan di sekitar robekan retina dan membantu retina tetap menempel Jika retina sudah terlepas, dokter akan mengatasinya dengan prosedur operasi. Jenis operasi yang dilakukan tergantung pada keparahan kondisi pasien, yaitu Pneumatic retinopexy Prosedur ini dilakukan dengan menyuntikkan gelembung gas ke mata yang akan menekan retina kembali ke posisi normal. Prosedur ini dipilih jika bagian retina yang terlepas hanya sedikit. Vitrektomi Pada vitrektomi, dokter akan mengeluarkan cairan vitreus dan jaringan yang menarik retina. Setelah itu, gelembung gas atau silikon akan disuntikkan ke mata untuk menahan retina pada posisinya. Seiring waktu, gelembung gas akan digantikan secara alami oleh cairan tubuh. Scleral buckling Dokter akan menempatkan silikon dari sisi luar bagian putih mata sklera. Silikon ini akan mendekatkan dinding bola mata ke retina sehingga retina kembali ke posisinya. Pada kondisi yang parah, silikon akan dipasang melingkari mata secara permanen, tetapi tidak menghalangi penglihatan. Komplikasi Ablasi Retina Ablasi retina yang tidak segera ditangani dapat menimbulkan komplikasi berupa kebutaan permanen atau hanya bisa membedakan gelap dan terang. Penderita juga dapat mengalami komplikasi akibat pengobatan ablasi retina, seperti Infeksi atau perdarahan pada mata Glaukoma Katarak Kambuhnya ablasi retina Pencegahan Ablasi Retina Ablasi retina sulit dicegah. Akan tetapi, risiko terjadinya kondisi ini dapat dikurangi melalui beberapa upaya berikut ini Melakukan pemeriksaan mata secara rutin, minimal satu kali setiap 1 tahun, terutama bagi penderita diabetes Mengontrol kadar gula dan tekanan darah, agar kondisi pembuluh darah di retina tetap sehat Menggunakan pelindung mata ketika melakukan aktivitas yang berisiko mencederai mata Memeriksakan diri ke dokter apabila muncul floaters, kilatan cahaya, atau perubahan apa pun pada lapang pandang
Cara mengobati ablasio retina Jika retina Anda sudah terlepas, operasi menjadi jalan terbaik. Jenis-jenis operasi yang direkomendasikan dokter akan bergantung pada beberapa faktor, termasuk seberapa parah pelepasannya. Jenis-jenis operasi ablasio retina adalah 1. Retinopeksi pneumatik Pneumatic retinopexy Dalam prosedur ini, dokter akan menyuntikkan gelembung udara atau gas ke bagian tengah mata rongga vitreus. Proses ini mendorong retina ke tempatnya, sehingga bisa sembuh dengan baik. Dokter mungkin juga menggunakan cryopexy selama prosedur ini untuk memperbaiki retina yang robek. Dikutip dari American Academy of Ophthalmology, setelah itu Anda perlu menjaga kepala Anda dalam posisi spesifik yang direkomendasikan dokter. Proses ini membuat gelembung tetap berada dalam lokasi yang tepat. Setelah mata Anda sembuh, tubuh dengan sendirinya akan membuat cairan yang memenuhi mata. Seiring dengan berjalannya waktu, cairan ini menggantikan gelembung gas yang disuntikkan dokter dalam prosedur pneumatic retinopexy. 2. Vitrektomi Dalam prosedur vitrektomi, dokter mengangkat vitreous bersama dengan jaringan yang menarik retina. Udara, gas, atau minyak silikon kemudian disuntikkan ke dalam ruang vitreous untuk membantu meratakan retina. Gas atau cairan tersebut kemudian akan diserap dan ruang vitreous akan terisi kembali dengan cairan tubuh. Jika minyak silikon digunakan dalam prosedur ini, Anda akan melalui pembedahan untuk mengangkat minyak silikon tersebut, beberapa bulan kemudian. 3. Gesper scleral scleral buckle Dalam prosedur ini, dokter akan menjahit sepotong bahan silikon ke bagian putih mata Anda sklera di atas area yang terkena. Prosedur ini dilakukan dengan cara menekan lembut mata ke dalam untuk membantu ablasio retina sembuh dari dinding mata. Jika Anda memiliki beberapa robekan atau lubang di retina, scleral yang dibuat dokter akan mengelilingi seluruh mata Anda seperti ikat pinggang. Namun, “ikat pinggang” ini tidak akan menghalangi penglihatan Anda. Biasanya, scleral buckle terpasang secara permanen. Risiko operasi ablasio retina Semua operasi yang disebutkan di atas memiliki risiko. Namun, jika ablasio retina tidak dioperasi, Anda dapat kehilangan penglihatan Anda. Berikut risiko yang mungkin terjadi karena operasi ablasio retina Infeksi mata Perdarahan pada mata Meningkatnya tekanan di dalam mata yang dapat menyebabkan glaukoma Katarak Memerlukan operasi kedua Retina tidak terpasang kembali dengan benar Kemungkinan retina terlepas lagi Penglihatan Anda akan mulai membaik sekitar empat minggu setelah operasi. Seberapa besar peningkatan penglihatan Anda setelah operasi tergantung pada kerusakan yang Anda alami. Sekalipun memiliki risiko, diskusikanlah dengan dokter mengenai manfaat apa yang mungkin Anda dapatkan. Pencegahan Apa yang dapat saya lakukan untuk mencegah dan mengobati ablasio retina? Beberapa perubahan gaya hidup sebagai upaya mengobati bahkan mencegah terjadinya ablasio retina adalah Mengenakan kacamata pelindung saat berolahraga atau menggunakan peralatan pelindung wajah. Apabila memiliki diabetes, kendalikan gula darah dan kunjungi dokter secara rutin. Lakukan pemeriksaan mata tahunan, terutama jika memiliki risiko ablasio retina. Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.
operasi pengambilan silikon pada ablasio retina